tag:blogger.com,1999:blog-73376234335818707022024-03-14T00:24:59.332+08:00The Historical caseBill Argonhttp://www.blogger.com/profile/17975184993492519339noreply@blogger.comBlogger77125tag:blogger.com,1999:blog-7337623433581870702.post-55093023468220820212017-02-06T13:32:00.001+08:002017-02-06T13:32:21.427+08:00Zaman kegelapan Eropa Dark Age<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 8px; padding: 0px 0px 5px;">
<img height="475" src="https://veritasseminar.files.wordpress.com/2010/09/medeival1_smsite.jpg" width="640" /></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 8px; padding: 0px 0px 5px;">
<span style="background-color: white;">Sejarah Eropa memiliki bentangan waktu yang panjang dimulai dari zaman paleolithikum ribuan tahun yang lalu. Secara garis besar, sejarah Eropa dibagi menjadi 3 periode, yaitu: Eropa klasik, Eropa pertengahan, dan Eropa modern. Di sini kita akan membahas tentang Eropa abad pertengahan pada masa abad kegelapan.</span></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 8px; padding: 0px 0px 5px;">
<span style="background-color: white;">Abad pertengahan adalah periode sejarah yang terjadi di daratan Eropa yang ditandai sejak bersatunya kembali daerah bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat pada abad ke-5 hingga munculnya monarkhi-monakhi nasional. Dimulainya penjelajahan samudera, kebangkitan humanisme, serta reformasi Protestan dengan dimulainya renaissance pada tahun 1517.</span></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 8px; padding: 0px 0px 5px;">
<span style="background-color: white;">Abad pertengahan sering diwarnai dengan kesan-kesan yang tidak baik. Hal ini mungkin disebabkan oleh banyaknya kalangan yang memberikan stereotipe kepada abad pertengahan sebagai periode buram sejarah Eropa mengingat dominasi kekuatan agama yang begitu besar sehingga menghambat perkembangan ilmu pengetahuan, prinsip-prinsip moralitas yang agung membuat kekuasaan agama menjadi begitu luas dan besar di segala bidang.</span></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 8px; padding: 0px 0px 5px;">
<span style="background-color: white;">Abad pertengahan merupakan abad kebangkitan religi di Eropa. Pada masa ini agama berkembang dan mempengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk pemerintahan. Sebagai konsekuensinya, sains yang telah berkembang di zaman klasik dipinggirkan dan dianggap sebagai ilmu sihir yang mengalihkan perhatian manusia dari pemikiran ketuhanan.<br />Eropa dilanda Zaman Kegelapan sebelum tiba Zaman Pembaharuan. Yang dimaksud Zaman Kelam atau Zaman Kegelapan ialah zaman masyarakat Eropa menghadapi kemunduran intelektual dan kemunduran ilmu pengetahuan Menurut Ensikopedia Amerikana, zaman ini berlangsung selama 600 tahun, dan bermula antara zaman kejatuhan Kerajaan Romawi dan berakhir dengan kebangkitan intelektual pada abad ke-15 Masehi.</span></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 8px; padding: 0px 0px 5px;">
<span style="background-color: white;">Gelap juga dianggap sebagai tidak adanya prospek yang jelas bagi masyarakat Eropa. Keadaan ini merupakan wujud kekuasaan agama, yaitu gereja Kristiani yang sangat berpengaruh. Gereja serta para pendeta mengawasi pemikiran masyarakat serta juga politik. Mereka berpendapat hanya gereja saja yang pantas untuk menentukan kehidupan, pemikiran, politik dan ilmu pengetahuan. Akibatnya kaum cendekiawan yang terdiri daripada ahli-ahli sains merasa mereka ditekan dan dikawal ketat. Pemikiran mereka pun ditolak dan timbul ancaman dari gereja, yaitu siapa yang mengeluarkan teori yang bertentangan dengan pandangan gereja akan ditangkap dan didera, malah ada yang dibunuh. segala keputusan pemerintah dan hukum negara tidak diambil berdasarkan demokrasi di parlemen seperti ketika zaman kekasiaran Roma. Keputusan tersebut diambil oleh majelis dewan Gereja. Tidak setiap individu berhak berpendapat, karena pada zaman itu yang berhak mengeluarkan pendapat-keputusan adalah para ahli agama. (lihat perilaku kaum Salafy yang kini justru meniru mereka) Bahkan segala sesuatu yang bertentangan dengan penafsiran dewan gereja merupakan pelanggaran hukum berat.</span></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 8px; padding: 0px 0px 5px;">
<span style="background-color: white;">Akibatnya setiap inovasi yang berasal dari kaum ilmuan selalu digagalkan oleh dewan gereja. Ya itu tadi pokoknya bila dewan gereja tidak paham dan tidak memiliki dasar argumen yang kuat di dalam injil maka inovasi tersebut merupakan perkara pelanggaran agama berat. Salah satu yang menjadi korbannya adalah Nicholas Coppernicus yang berakhir tragis akibat teorinya yang mengataAkibat terlalu banyak intervensi dewan Gereja pada sendi-sendi kehidupan, termasuk juga pelarangan terhadap temuan maupun inovasi baru yang tidak ada pada injil maka akhirnya terjadi stagnasi secara multi dimensi yang lambat laun berimbas pada timbulnya krisis multi dimensi.</span></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 8px; padding: 0px 0px 5px;">
<br /></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 8px; padding: 0px 0px 5px;">
<strong style="background-color: white;">Zaman Kegelapan (Dark Ages)</strong></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 8px; padding: 0px 0px 5px;">
<span style="background-color: white;">Abad kegelapan merupakan sebuah zaman antara runtuhnya Kekaisaran Romawi dan Renaisannce atau munculnya kembali peradaban lama. Dari masa sebelum masehi yang kental dengan Filsafat Relativisme (Kebenaran) Sofisme Yunani Kuno, berlanjut ke apa yang kemudian dinamakan Jaman Abad Pertengahan yang berlangsung lama, kurang lebih selama lima belas Abad, dari sekitar Abad I sampai Abad XV M.</span></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 8px; padding: 0px 0px 5px;">
<span style="background-color: white;">Masa ini disebut juga sebagai Era atau masa Medieval atau juga Abad Kegelapan atau Dark Ages) dan dimulai setelah masa Nabi Isa bin Maryam ‘alaihis salam menapakkan kaki di muka Bumi dan berdakwah. Beliau dikenal juga sebagai Isa bin (anak) Maryam, yang dengan sejumlah perkecualian dan catatan perbedaan mendasar adalah hampir dapat dikenal sama juga sebagai Yesus Kristus atau Yesus dari Nazareth dalam khazanah Kristen.</span></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 8px; padding: 0px 0px 5px;">
<span style="background-color: white;">Kegemparan akan datangnya ’Yesus dari Nazareth’ yang tak memiliki ayah dan nasabnya ditahbiskan kepada Maryam (Maria), ibunya, dan dalam hidup singkatnya menampilkan berbagai mukjizat luar-biasa itu, mengguncang peradaban manusia di sekitarnya saat itu, dan banyak orang yang kemudian berspekulasi akan kenyataan ini.</span></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 8px; padding: 0px 0px 5px;">
<span style="background-color: white;">Di masa ini, lahir pula agama Kristen, dan ide-idenya mendominasi relung kehidupan masyarakat Eropa dan pengikutnya, termasuk para Pemikirnya. Dan wajah peradaban Barat pada Abad Pertengahan ini, karenanya, didominasi oleh Filsafat Kristen.</span></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 8px; padding: 0px 0px 5px;">
<span style="background-color: white;">Filsafat Kristen atau Abad Pertengahan ini, antara lain bertokohkan Filsuf Plotinus, (Santo atau Saint) Augustinus atau Augustine, (Saint) Anselmus, Robert Grosseteste, Roger Bacon, Albert Agung, Thomas Aquinas, dsb. Yang kesemuanya sepakat mengedepankan iman dogmatis (tak boleh dibantahi) Kristiani, dan telaahnya pun bersifat religius-dogmatis.Akibat pengaruh hebat dan dominan Agama Kristen yang didominasi oknum kaum Gerejawan dan Monarki Baratnya dengan segala ragam tafsir dogmatisnya.</span></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 8px; padding: 0px 0px 5px;">
<span style="background-color: white;">Dan tak pelak pemanfaatan Platonisme ala Yunani Kuno (dicetuskan Plato) yang mengajarkan bahwa kebenaran itu sudah ada dengan sendirinya dan berpusat kepada Tuhan namun berjenis dan berbungkus baru, yang disebut sebagai Neo-Platonisme, menjadi gencar dan ditahbiskan sepenuhnya tanpa telaah kristis kepada iman Kristiani. Ini, mau tak mau mendukung pula klaim dogmatis akan kebenaran Kristen.</span></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 8px; padding: 0px 0px 5px;">
<span style="background-color: white;">Para ahli Filsuf dan Agamawan mereka di saat itu karenanya teguh bermottokan ”Credo et intelligam” atau ”Keyakinan (keimanan agama) berkedudukan di atas pemikiran (logika), keyakinan mengungguli pemikiran” atau lebih mudahnya, ”Yakini dulu sesuatu, baru carikan alasan untuk menjelaskannya”.</span></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 8px; padding: 0px 0px 5px;">
<span style="background-color: white;">Maka, dengan sendirinya, Akal (di Barat) benar-benar kalah pada masa ini (terutama terlihat pada isi Filsafat dari Plotinus, Augustinus, Anselmus). Bahkan potensi pemanfaatan akal diganti mutlak oleh Augustinus dengan Iman dogmatis, sebelum penghargaan terhadap potensi Akal sempat muncul kembali kemudian pada masa Thomas Aquinas di akhir masa Abad Pertengahan itu.</span></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 8px; padding: 0px 0px 5px;">
<span style="background-color: white;">Dan karenanya pula, Aquinas kemudian ditentangi hebat dan dibenci sebagian besar masyarakat gereja yang terlanjur menjadi pendukung jalur hati iman Kristiani yang dalam hal ini sebagaimana telah disebutkan di atas adalah iman mutlak dogmatis kristiani yang tidak mengindahkan telaah kritis akal.</span></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 8px; padding: 0px 0px 5px;">
<span style="background-color: white;">Ini juga tak pelak menyebabkan masyarakat Barat di masa itu secara luas menjadi percaya dan beriman dogmatis akan ‘rasa hati’ (atau yang adalah agama, Kristen, lebih tepatnya Kristen Katolik, bagi mereka), karena menurut mereka agama adalah rasa hati dan Filsafat adalah pemikiran. Filsafat dan Agama itu sendiri, satu hal yang di masa sesudahnya terutama masa Thomas Aquinas, dicoba untuk disatu-padukan namun menemui sejumlah kendala sampai masa Modern merebak.</span></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 8px; padding: 0px 0px 5px;">
<span style="background-color: white;">Keyakinan Kristiani yang mendominasi di masa Abad Pertengahan ini, menjadikannya tidak boleh atau tidak mudah untuk dapat dikritiki, sekaligus membuat kedudukan mereka yang berada dalam struktur otoritas agamanya menjadi tinggi dan tak dapat disalahkan. Dan karenanya ini juga membuat mereka makmur secara ekonomi juga sebagai pemegang mandat negara dengan mandat Otokrasi dan Teokrasi Kristiani.</span></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 8px; padding: 0px 0px 5px;">
<span style="background-color: white;">Dan kenyataan ini bagi sebagian orang lain, misalnya rakyatnya yang mereka pimpin, artinya juga adalah kesemena-menaan yang diorganisasikan. Kekuasaan absolut negara dan pusat-pusat kesejahteraan masyarakat saat itu dipegang mutlak oleh Gereja dan Kerajaan, dengan pajak sistem Feodalisme berdasarkan tafsir mereka terhadap iman Kristiani dan bahwa Gereja adalah wakil Tuhan di Bumi dan bahwa sistem pemerintahan yang terbenar adalah Kerajaan Kristiani penyokongnya. Golongan Ksatria, dan Raja adalah pelindung rakyat dan rakyat harus membayar pajak kepada mereka yang penafsirannya seringkali dianggap semena-mena oleh rakyat.</span></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 8px; padding: 0px 0px 5px;">
<span style="background-color: white;">Tak pelak juga, maka, perkembangan ilmu-pengetahuan yang biasanya berdasarkan kepada gelitikan pemikiran, rasa penasaran, kebertanya-tanyaan pemikiran pun menjadi lambat pula. Pendeknya, potensi telaah akal pada masa ini dihambati.</span></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 8px; padding: 0px 0px 5px;">
<span style="background-color: white;">Di saat Zaman Kegelapan, segala keputusan pemerintah dan hukum negara tidak diambil berdasarkan demokrasi di parlemen seperti ketika zaman Kekaisaran Romawi. Keputusan tersebut diambil oleh majelis dewan Gereja. Tidak setiap individu berhak berpendapat, karena pada zaman itu yang berhak mengeluarkan pendapat keputusan adalah para ahli agama. Gagasan tentang Dark Age berasal dari Petrarch (seorang humanis,cendekiawan dan penyair Italia) pada tahun 1330-an. Dia menulis tentang orang-orang yang hidup sebelum dia, ia berkata: "Di tengah kesalahan bersinar seorang genius, mata mereka melihat dengan tajam meskipun mereka dikelilingi oleh kegelapan yang sangat pekat ". Para penulis yang beragama Kristen, termasuk Petrarch sendiri telah lama menggunakan kiasan " terang melawan gelap "untuk menggambarkan" kebaikan melawan kejahatan ". Petrarch adalah orang pertama yang menggunakan kiasan dan memberikan makna sekuler dengan membalikkan penerapannya. Zaman klasik telah lama dianggap sebagai zaman "gelap" karena kurangnya kekristenan yang dilihat oleh Petrarch sebagai zaman "cahaya" karena prestasi dan pencapaian kultural, sedangkan pada zaman Petrarch, diduga kurang prestasi budaya sehingga Petrarch memandangnya sebagai zaman kegelapan (dark age).</span></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 8px; padding: 0px 0px 5px;">
<span style="background-color: white;">Abad pertengahan merupakan zaman dimana Eropa sedang mengalami masa suram. Berbagai kreativitas sangat diatur oleh gereja. Dominasi gereja sangat kuat dalam berbagai aspek kehidupan. Agama Kristen sangat mempengaruhi berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Seolah raja tidak mempunyai kekuasaan, justru malah gereja lah yang mengatur pemerintahan. Berbagai hal diberlakukan demi kepentingan gereja, tetapi hal-hal yang merugikan gereka akan mendapat balasan yang sangat kejam. Contohnya, pembunuhan Copernicus mengenai teori tata surya yang menyebutkan bahwa matahari pusat dari tata surya, tetapi hal ini bertolak belakang dari gereja sehingga Copernicus dibunuhnya.</span></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 8px; padding: 0px 0px 5px;">
<span style="background-color: white;">Pemikiran manusia pada Abad Pertengahan ini mendapat doktrinasi dari gereja. Hidup seseorang selalu dikaitkan dengan tujuan akhir (ekstologi). Kehidupan manusia pada hakekatnya sudah ditentukan oleh Tuhan. Maka tujuan hidup manusia adalah mencari keselamatan. Pemikiran tentang ilmu pengetahuan banyak diarahkan kepada theology. Pemikiran filsafat berkembang sehingga lahir filsafat scholastik yaitu suatu pemikiran filsafat yang dilandasi pada agama dan untuk alat pembenaran agama. Oleh karena itu disebut Dark Age atau Zaman Kegelapan.</span></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 8px; padding: 0px 0px 5px;">
<span style="background-color: white;">Abad pertengahan merupakan abad kebangkitan religi di Eropa. Pada masa ini agama berkembang dan mempengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk pemerintahan. Sebagai konsekuensinya, sains yang telah berkembang di zaman klasik dipinggirkan dan dianggap sebagai ilmu sihir yang mengalihkan perhatian manusia dari pemikiran ketuhanan.<br />Eropa dilanda Zaman Kegelapan sebelum tiba Zaman Pembaharuan. Yang dimaksud Zaman Kelam atau Zaman Kegelapan ialah zaman masyarakat Eropa menghadapi kemunduran intelektual dan kemunduran ilmu pengetahuan Menurut Ensikopedia Amerikana, zaman ini berlangsung selama 600 tahun, dan bermula antara zaman kejatuhan Kerajaan Romawi dan berakhir dengan kebangkitan intelektual pada abad ke-15 Masehi.</span></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 8px; padding: 0px 0px 5px;">
<span style="background-color: white;">Gelap juga dianggap sebagai tidak adanya prospek yang jelas bagi masyarakat Eropa. Keadaan ini merupakan wujud kekuasaan agama, yaitu gereja Kristiani yang sangat berpengaruh. Gereja serta para pendeta mengawasi pemikiran masyarakat serta juga politik. Mereka berpendapat hanya gereja saja yang pantas untuk menentukan kehidupan, pemikiran, politik dan ilmu pengetahuan. Akibatnya kaum cendekiawan yang terdiri daripada ahli-ahli sains merasa mereka ditekan dan dikawal ketat. Pemikiran mereka pun ditolak dan timbul ancaman dari gereja, yaitu siapa yang mengeluarkan teori yang bertentangan dengan pandangan gereja akan ditangkap dan didera, malah ada yang dibunuh. segala keputusan pemerintah dan hukum negara tidak diambil berdasarkan demokrasi di parlemen seperti ketika zaman kekasiaran Roma. Keputusan tersebut diambil oleh majelis dewan Gereja. Tidak setiap individu berhak berpendapat, karena pada zaman itu yang berhak mengeluarkan pendapat-keputusan adalah para ahli agama. (lihat perilaku kaum Salafy yang kini justru meniru mereka) Bahkan segala sesuatu yang bertentangan dengan penafsiran dewan gereja merupakan pelanggaran hukum berat.</span></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 8px; padding: 0px 0px 5px;">
<span style="background-color: white;">Akibatnya setiap inovasi yang berasal dari kaum ilmuan selalu digagalkan oleh dewan gereja. Ya itu tadi pokoknya bila dewan gereja tidak paham dan tidak memiliki dasar argumen yang kuat di dalam injil maka inovasi tersebut merupakan perkara pelanggaran agama berat. Salah satu yang menjadi korbannya adalah Nicholas Coppernicus yang berakhir tragis akibat teorinya yang mengatakan akibat terlalu banyak intervensi dewan Gereja pada sendi-sendi kehidupan, termasuk juga pelarangan terhadap temuan maupun inovasi baru yang tidak ada pada injil maka akhirnya terjadi stagnasi secara multi dimensi yang lambat laun berimbas pada timbulnya krisis multi dimensi</span></div>
Bill Argonhttp://www.blogger.com/profile/17975184993492519339noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-7337623433581870702.post-44229647657983304562017-02-06T12:41:00.001+08:002017-02-06T12:41:20.385+08:00Diplomasi Abad Pertengahan II<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: justify;">
<img src="https://kissanak.files.wordpress.com/2011/07/baptismofkingclovisi.jpg?w=320&h=243" /></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: justify;">
<strong style="background-color: white;">DIPLOMASI ABAD PERTENGAHAN II</strong></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Perkembangan seni diplomasi menjadi lebih rumit pada Abad pertengahan. Hal ini disasari oleh berbagai fenomena yang terjadi dari Dark Ages hingga Rennaisance yang mempengaruhi dinamika kehidupan di Eropa. Abad Pertengahan ditandai dengan bersatunya kembali daerah kekuasaan Romawi Barat pada abad ke-5 hingga munculnya monarki-monarki nasional, kebangkitan humanisme, dimulainya penjelajahan samudera, hingga reformasi Protestan sebagai tanda lahirnya Rennaisance. Pada era Dark Ages muncul pula paham-paham baru akibat dari pengaruh gereja yang kian besar dalam arti ‘menindas’ seperti Kristendom dan Absolutisme. Hal ini pula yang menghambat perkembangan di Eropa baik dari segi ilmu pengetahuan, ekonomi, teknologi dan bahkan prinsip-prinsip moralitas (Knutsen, 1997). Namun setelah zaman ini berakhir muncul zaman baru yang disebut Abad Renaissance atau Pencerahan yang ditandai oleh kehidupan cemerlang di bidang seni, pemikiran maupun kesusastraan yang mengeluarkan Eropa dari kegelapan intelektual abad pertengahan. Masa Renaissance ini bermula dari abad ke-14 hingga sekitar abad ke-17. Pada tulisan ini penulis akan menjelaskan tentang pengaruh Dark Ages hingga Rennaisance terhadap diplomasi.</span></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><em>Dark ages</em> berada di abad pertengahan yang merupakan zaman dimana Eropa sedang mengalami masa suram, dengan stagnansi ilmu pengetahuan dan teknologi menstimulus hadirnya paham-paham baru dan tokoh-tokoh yang berpengaruh dimasanya. Dalam halnya, Eropa tengah dikuasi oleh konsep kristendom yang terjadi di abad ini sebagai suatu proses kristenisasi yang ada di Eropa (Marty, 2008). Kristendom merupakan paham dimana dalam satu wilayah meskipun terdiri dari berbagai suku dan etnis, haruslah bersandar dalam satu agama yakni Kristen. Kristendom lahir di Eropa dan berpusat di Inggris karena pada Abad Pertengahan, kerajaan Inggris memiliki relasi yang terlebas luas di benua Eropa dan sekitarnya. Diplomasi yang dilakukan dalam Abad Pertengahan dilakukan oleh kerajaan dan gereja. Dari sini gereja berada di bawah otoritas kerajaan dan digunakan sebagai instrumen kekuasaan, sebagai gantinya gereja mendapatkan perlindungan dari kerajaan. Selain itu, gereja juga merupakan penasihat raja dan berperan besar dalam pengambilan keputusan termasuk sebagai pemeran utama dalam diplomasi pada waktu itu. Dominasi diplomasi dipegang oleh Paus atas nama kepentingan agama. Diplomasi yang dilakukan Paus lebih cenderung sebagai mediator konflik. Jenis diplomasi yang berkembang awalnya adalah <em>“old diplomacy” </em>dan <em>“secret diplomacy”</em> dengan karakteristik yang bersifat tertutup, rahasia, elitis dan diwarnai dengan tipu daya (Roy, 1995). Dengan kekuatan yang dimilikinya, gereja cenderung memonopoli hal ini untuk memperbesar pengaruhnya dengan melakukan kristenisasi dimana agama lain dihilangkan dari Eropa. Tidak hanya itu, berbagai aspek kehidupan juga turut diatur oleh gereja hingga akhirnya berbagai kebijakan pemerintahan juga turut beada di bawah kekuasaan gereja. Berbagai hal ditempuh demi mempertahankan kepentingan gereja, apabila terdapat paham yang bertentangan dengan gereja akan dikenakan sanksi yang kejam (Knutsen, 1997). Dari sini terlihat bahwa diplomasi berkembang dengan cenderung bersifat memaksa, karena dalam halnya hasil diplomasi berakhir hanya pada dua pilihan, kesepakatan sesuai permintaan gereja atau perang (Salamah, 2014).</span></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Namun seiring dengan akhir perkembangannya kekuatan gereja semakin menurun karena banyaknya konflik yang terjadi, hal tersebut menyebabkan munculnya pola baru di Eropa. Melemahnya kekuasaan gereja diiringi dengan semakin menguatnya kekuasaan raja. Dengan semakin melemahnya otoritas gereja, maka raja yang sebelumnya sejajar dengan gereja di dalam kekuasaannya, kini berubah menjadi pemegang kekuasaan kerajaan secara menyeluruh. Kristendom mulai jatuh pada Kekaisaran Romawi saat konsep Charlemagne mulai menyebar. Charlemagne terkenal akibat prestasi yang diraihnya dengan menaklukan banyak wilayah meliputi sebagian besar Eropa barat dan tengah yang menjadikan Ia sebagai tokoh berpengaruh pad Abad Pertengahan. Hal ini menciptakan sebuah lembaga atau sistem yang tetap selama lebih dari seribu tahun. Charlemagne adalah cucu dari Charles Martel dan anak Pippin III. Ketika Pippin meninggal, kerajaan dibagi antara Charlemagne dan saudaranya Carloman. Pada 800, Charlemagne datang untuk membantu Paus Leo III, yang telah diserang di jalan-jalan Roma. Dia pergi ke Roma untuk memulihkan ketertiban dan setelah Leo dibersihkan dirinya dari tuduhan, Charlemagne tiba-tiba dinobatkan sebagai kaisar (Wilde, 2014). Raja Charlemagne membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang mumpuni dengan kepemilkian aturan tunggal pemerintah Francia, ia memperluas wilayahnya melalui penaklukan di Lombardia di Italia utara, yang diperoleh Bavaria hingga Spanyol dan Hongaria (Wilde, 2014). Dari segi administrasi, Charlemagne mendelegasikan otoritasnya kepada Bangsawan Frank serta memberikan kesempatan terhadap kelompok etnis dibawah kekuasaannya untuk memberlakukan hukum setempat. Namun untuk menjamin keadilan, Charlemagne memiliki hukum-hukum yang ditetapkan secara tertulis dan ketat. Dia juga mengeluarkan <em>capitularies</em> yang diterapkan untuk semua warga negara. Charlemagne terus mengawasi peristiwa di kerajaannya melalui penggunaan missi <em>Dominici</em> yakni perwakilan yang bertindak dengan kewenangannya (Wilde, 2014).</span></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Hal ini lah yang kemudian berkembang menjadi paham Absolutisme, yang merupakan teori politik dan bentuk pemerintahan dimana kekuatan sepenuhnya dipegang oleh kedaulatan individu seperti raja, tanpa adanya check and balance dari kekuasaan lain (Wilde, 2014). Akibatnya, individu yang berkuasa memiliki kekuatan ‘mutlak’ tanpa hukum atau hal lainnya yang menentang kekuasaan tersebut. Ketika berbicara tentang sejarah Eropa, teori dan praktek absolutisme umumnya berkaitan dengan 'raja absolut' dari awal zaman modern (16 sampai abad ke-18). Awal absolutisme modern diyakini telah ada di seluruh Eropa, tetapi sebagian besar di barat di negara-negara seperti Spanyol, Prusia dan Austria. Absolutisme dianggap telah mencapai puncaknya di bawah kekuasaan Raja Perancis Louis XIV from 1643 – 1715 yang dikenal dengan semboyannya <em>“L'etat c'est moi”</em>. Selain itu juga raja-raja yang terkenal dengan absolutismenya antara lain yakni <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Catherine_the_Great&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjquMecGlDKOP-1vRx8sF46Ltr2qQ" title="Katarina yang Agung">Katarina yang Agung</a> dari <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Russia&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjx_nMGbnmI5_uGPyAUukv9WLHlNw" title="Rusia">Rusia,</a> <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Leopold_I,_Holy_Roman_Emperor&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgc7u4ynQz82kdQ8zZCyHiCQblGoA" title="Leopold I, Kaisar Romawi Suci">Leopold I</a> dari <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Austria&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjOYwFfN1MYaAyWf4NDpmLay6RB6w" title="Austria">Austria,</a> <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/John_V_of_Portugal&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgGUTX19AnArdSs4FcmHRQKkoTDWg" title="John V of Portugal">John V dari Portugal,</a> <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Frederick_III_of_Denmark&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhg9pz4ndQVBfSWqeqL8fyExB-LglQ" title="Frederick III dari denmark">Frederick III dari Denmark,</a> <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Charles_XI_of_Sweden&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgto1V92DC6IMjjQ222J6Q6imiBPg" title="Charles XI dari Swedia">Charles XI</a> dan <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Charles_XII_of_Sweden&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhhkxADRAjQzZbVtYwBrqg3b6hRDng" title="Charles XII dari Swedia">Charles XII dari Swedia,</a> dan <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Frederick_the_Great&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhilKUKAQQguyEderQOmgJUs3tLFKw" title="Frederick Agung">Frederick Agung</a> dari <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Prussia&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhhGLruTA1Rxhk2p2Mtj1PnYVQ01TQ" title="Prusia">Prusia.</a> Melihat dari kesewenang-wenangan raja atas kekuasaan yang dimilikinya jelas memperlihatkan bahwasanya diplomasi absolutisme ini menempatkan raja yang memiliki kekuasaan tertinggi. Model diplomasi yang diperlihatkan melalui paham ini sangat didasari dengan kebenaran. Disamping efek negatif yang dimilikinya, Absolutisme juga membawa efek positif terhadap dunia sekarang dimana dari paham Absolutisme ini yang pada akhirnya menyadarkan bahwa negara membutuhkan sesosok pemimpin atau raja yang bijaksana dan tidak sewenang-wenang dalam kekuasaannya. Pada paham Absolutisme, raja memiliki kekuataan tertinggi sehingga diplomasi pun juga turut berpengaruh oleh kehadiran sosok raja. Dari sini dapat ditarik bahwa Absolutisme berkontribusi dalam konsep diplomat yang dibawa hingga kini yang mana diplomat harus berbicara kebenaran mutlak terhadapnya. Diplomat dituntut harus berbicara benar dalam pengemban tugas diplomatiknya walaupun mereka harus mati (Salamah, 2014). Karena bagi paham ini kebenaran adalah absolut dan absolut tidak akan pernah bisa hancur.</span></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Akhir zaman kegelapan berakhir setelah dimulainya zaman pencerahan atau renaissans. Timbulnya renaissans karena ditandai dengan adanya kerinduan dan ingin mengembalikan kejayaan dengan hidup penuh kebebasan, kemewahan, dan kehormatan bagi para penguasa (Salamah, 2014). Secara etimologi Renaissance berasal dari bahasa Latin yaitu kata Re berarti kembali dan naitre berarti lahir. Secara bebas kata Renaissance dapat diartikan sebagai masa peralihan antara abad pertengahan ke abad modern yang ditandai dengan lahirnya berbagai kreasi baru yang diilhami oleh kebudayaan Eropa Klasik (Yunani dan Romawi) yang lebih bersifat duniawi (Wilde, 2014). Seusai mengalami dominansi gereja, abad pertengahan diwarnai dengan hal-hal yang sekarang disebut humanisme, hal ini dikarenakan sebelumnya nilai-nilai yang menjadi panutan adalah nilai gereja bukan ukuran yang dibuat oleh manusia. Nilai-nilai tersebut antara lain humanisme, individualisme, empirisme dan rasionalisme (Tafsir, 2007). Timbulnya nilai-nilai dipicu oleh tulisan Dante Alighieri, Rene Descartes, Martin Luther dan para pemikir lainnya berhasil membuat runtuhnya dominasi Gereja di Eropa. Dengan dibawanya nilai-nilai baru pada masa tersebut, pola diplomasi juga turut berubah. Yakni yang pada Abad Pertengahan ditengarai berbau pemaksaan dan kekerasan, sedangkan dalam rennaisans lebih menekankan pada sisi negosiasi (<em>soft power</em>). Praktik diplomasi yang dilakukanpun telah menjadi kegiatan permanen pemerintah. Penguasa Eropa mulai mengirim wakilnya untuk tinggal di negeri asing untuk mengumpulkan informasi dan sekaligus mewakili negara dalam kegiatan yang akan dilakukannya. Dibandingkan pada abad pertengahan yang dulunya hanya mengirimkan wakilnya dalam waktu yang singkat saja. Penempatan Kedutaan Besar pertama kali oleh adipati dari Milan di Napoli, Genoa, Roma, dan Venice. Lalu semenjak itu berbagai Negara mulai mengikuti dan mendirikan kedutaan mereka di Negara-negara lain. Diplomasi seperti ini perlahan-lahan mulai mnyebar ke Eropa Utara. Negara Spanyol mulai mendirikan Kedutaannya di Negara Eropa Utara, sedangkan Prancis juga mulai mendistribusikan duta besarnya ke seluruh benua (Wilde, 2014).</span></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Aktor Rennaisans yang terkenal adalah Nicollo Machiavelli dengan konsep kedaulatan negaranya. Machiavelli hidup saat puncak kejayaan Renaissans di Italia dimana negara tersebut masih terbagi-bagi dalam negara kecil. Machiavelli merupakan aktor pemberontak Abad Pertengahan, yang menolak kekuasaan gereja. Karena menurutnya, kekuasaan dan politik itu tidak mempunyai hubungan dengan Tuhan, moralitas, ataupun agama (Salamah, 2014). Dalam halnya, diplomasi memandang kekuasaan sebagai sebuah tujuan, sebagaimana yang ia sebutkan dalam karyanya ‘<em>The Prince’</em> bahwa seorang yang telah memegang kekuasaan penting cenderung dapat berbuat hal-hal yang terpuji atau bahkan tidak terpuji. Niccolo Machiavelli menekankan dalam bukunya <em>Il Principe</em> (1532) bahwa penguasa harus dapat menggunakan segala cara agar dapat mempertahankan kekuasaan (Rousseau, 2011). Begitu pula dalam hal berdiplomasi, Machiavelli mengatakan bahwa seorang duta harus memiliki sifat yang baik dan bertanggung jawab untuk reputasi negaranya, walaupun cara yang digunakan dalam berdiplomasi dengan menggunakan pengkhianatan tipu muslihat dalam prakteknya. Selain itu juga dalam berdiplomasi Machiavelli melihat bahwa suatu negara harus dapat membuat dirinya disegani dan diakui dengan negara lainnya. Menurutnya, aliansi juga penting untuk dibangun dalam mempertahankan kedaulatan negara (Salamah, 2014).</span></div>
<div style="font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"> Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa diplomasi mengalami perkembangan lebih maju atau yang sekarang kita sebut diplomasi modern diawali pada masa Rennaisans. Pada era Dark Age, gereja menjadi kekuatan sentral utama kehidupan manusia, namun pada akhirnya hal ini ditentang sejak menyebarnya konsep Charlemagne di Eropa. Paham Kristendom yang awalnya mendominasi Eropa dengan kristenisasi dan kesewang-wenangan petinggi gereja, turut digantikan dengan Absolutisme yang memberikan kekuasaan tertinggi berada pada Raja. Awal absolutisme modern diyakini telah ada di seluruh Eropa yang menjadi awal mula zaman modern. Akhir zaman kegelapan pun ditandai dengan hadirnya renaisans yang membawa nilai-nilai baru yakni humanisme, individualisme, empirisme dan rasionalisme. Praktik-praktik diplomasi pun telah berkembang selayaknya zaman modern, seperti penempatan perwakilan diplomatic secara permanen dalam rangka menjalin hubungan antar negara, serta telah menggunakan keutamaan negosiasi (<em>soft power</em>) dalam hal menyelesaikan konflik. Lahirnya Abad Renaisans juga didukung oleh aktor-aktor berpengaruh seperit Machiaveli yang memberontak kekuasaan gereja. Dalam hal keuasaan, Nicolo Macghiavelli mengungkapkan penguasa harus melakukan segala cara dalam mempertahankan kedaulatan negaranya, sebagaimana diplomasi seharusnya dilaksanakan.</span></div>
Bill Argonhttp://www.blogger.com/profile/17975184993492519339noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7337623433581870702.post-26900435865144425572017-02-06T12:37:00.002+08:002017-02-06T12:37:24.814+08:00Perkembangan Sejarah Seni Rupa pada Masa Renaissance<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #6a6a6a; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 15px; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14pt; margin: 0px; padding: 0px;"><img src="https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/originals/5e/fd/3f/5efd3f3ee58ee1659f2f61eaa8d14115.jpg" /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #6a6a6a; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 15px; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14pt; margin: 0px; padding: 0px;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #6a6a6a; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 15px; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14pt; margin: 0px; padding: 0px;">Perkembangan Sejarah Seni Rupa pada Masa Renaissance</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #6a6a6a; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 15px; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14pt; margin: 0px; padding: 0px;"><br /></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0px; padding: 0px;">Memasuki abad Renaissance, muncul adanya gejala kapitalisme dan individualisme. Sehingga muncul kelompok baru dalam masyarakat yang amat menentukan bagi perkembangan kebudayaan pada saat itu, yaitu kelompok “borjuis”. Demikian pula dalam perkembangan kehidupan seni rupa pada saat ini banyak para seniman yang dibiayai untuk membuat suatu karya seni berdasarkan atas pesanan; lukisan pada saat itu sudah dianggap sebagai suatu lambing status kekayaan bagi seseorang.</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0px; padding: 0px;"><br /><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0px; padding: 0px;">Jika pada masa Gothik banyak terlihat gejala komposisi arsitektur vertical, pada masa Renaissance memiliki gejala mengarah poda sifat horizontal. Ketaatannya terhadap hokum alam amat mempengaruhi dalam kehidupan seni rupanya, hal tersebut tampak pada cara pengolahan warna, anatomi, perspektif, cahaya, komposisi dan tema.</span><br /><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0px; padding: 0px;">Dalam seni patung pun tema-tema tak lagi berkisar pada tema keagamaan saja, namun manusia pun telah menjadi objek perhatian.</span><br /><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0px; padding: 0px;">Sebagai pelukis, Giotto lah seniman yang pertama kali menginjakkan kaki pada masa Renaissanc. Hal tersebut didasarkan pada gejala untuk yang pertama kali dalam karya lukis lebih ditekankan pada aspek alamiah manusia, bukan pada aspek rokhaniahnya.</span><br /><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0px; padding: 0px;">Pengikut Giotto ialah ; Bernado Daddi dan Taddeo Gaddi, serta mempengaruhi pula dalam penciptaan seni patung, diantara pematung yang mengikuti jejaknya ialah Andrea Pisano.</span><br /><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0px; padding: 0px;">Tokoh-tokoh yang lain yaitu;</span><br /><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0px; padding: 0px;">Duccio (1278-1318) : banyak mempelajari karya Giotto, namun dalam karyanya tidak terlalu konsisten. Banyak melukis di gedung penting di <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Siena</st1:place></st1:city> dengan tema keagamaan.</span><br /><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0px; padding: 0px;">Simone Hartini (1315-1344) : dia murid Duccio, dan dia merupakan master yang cukup terkenal di <st1:city w:st="on">Siena</st1:city> bahkan sampai<st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Naples</st1:place></st1:city> pada awal Renaissance. Pernah mendapat order untuk raja Prancis dan banyak melukis di altar Piece dan panel-panel.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; color: #6a6a6a; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 15px; line-height: 14.25pt; margin: 4.8pt 0in 6pt; padding: 0px;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0px; padding: 0px;">Kebudayaan Yunanni-Romawi adalah kebudayaan yang menempatkan manusia sebagai subjek utama.<sup style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_Renaisans#cite_note-Simon-0" style="color: #4183bf; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;"><span style="color: black; margin: 0px; padding: 0px;">[1]</span></a><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_Renaisans#cite_note-Robert-3" style="color: #4183bf; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;"><span style="color: black; margin: 0px; padding: 0px;">[4]</span></a></sup><span class="apple-converted-space" style="margin: 0px; padding: 0px;"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Filsafat_Yunani&action=edit&redlink=1" style="color: #4183bf; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Filsafat Yunani (halaman belum tersedia)"><span style="color: black; margin: 0px; padding: 0px;">Filsafat Yunani</span></a>, misalnya menampilkan manusia sebagai makhluk yang berpikir terus-menerus memahami lingkungan alamnya dan juga menentukan prinsip-prinsip bagi tindakannya sendiri demi mencapai kebahagiaan hidup (<i>eudaimonia</i>).<sup style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_Renaisans#cite_note-Simon-0" style="color: #4183bf; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;"><span style="color: black; margin: 0px; padding: 0px;">[1]</span></a><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_Renaisans#cite_note-Stella-4" style="color: #4183bf; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;"><span style="color: black; margin: 0px; padding: 0px;">[5]</span></a></sup><span class="apple-converted-space" style="margin: 0px; padding: 0px;"> </span>Kesustraan Yunani, misalnya kisah tentang Odisei karya penyair Yunani Kuno,<span class="apple-converted-space" style="margin: 0px; padding: 0px;"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Homerus" style="color: #4183bf; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Homerus"><span style="color: black; margin: 0px; padding: 0px;">Homerus</span></a>, menceritakan tentang keberanian manusia menjelajahi suatu dunia yang penuh dengan tantangan dan pengalaman baru.<sup style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_Renaisans#cite_note-Simon-0" style="color: #4183bf; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;"><span style="color: black; margin: 0px; padding: 0px;">[1]</span></a></sup><span class="apple-converted-space" style="margin: 0px; padding: 0px;"> </span>Arsitektur ala Yunani-Romawi mencerminkan kemampuan manusia dalam menciptakan harmoni dari aturan hukum, kekuatan, dan keindahan.<sup style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_Renaisans#cite_note-Simon-0" style="color: #4183bf; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;"><span style="color: black; margin: 0px; padding: 0px;">[1]</span></a><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_Renaisans#cite_note-Paul-5" style="color: #4183bf; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;"><span style="color: black; margin: 0px; padding: 0px;">[6]</span></a></sup><o:p></o:p></span></div>
<div style="background: white; color: #6a6a6a; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 15px; line-height: 14.25pt; margin: 4.8pt 0in 6pt; padding: 0px;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0px; padding: 0px;">Selain itu, kemampuan bangsa Romawi dalam bidang tehnik dan kemampuan berorganisasi pantas mendapatkan acungan jempol.<sup style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_Renaisans#cite_note-Simon-0" style="color: #4183bf; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;"><span style="color: black; margin: 0px; padding: 0px;">[1]</span></a></sup><span class="apple-converted-space" style="margin: 0px; padding: 0px;"> </span>Semua ini jelas menunjukkan bahwa kebudayaan Yunani-Romawi memberikan tempat utama bagi manusia dalam kosmos.<sup style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_Renaisans#cite_note-Simon-0" style="color: #4183bf; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;"><span style="color: black; margin: 0px; padding: 0px;">[1]</span></a></sup><span class="apple-converted-space" style="margin: 0px; padding: 0px;"> </span>Suatu pandangan yang biasa disebut dengan<span class="apple-converted-space" style="margin: 0px; padding: 0px;"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=%27%27Humanisme_Klasik%27%27&action=edit&redlink=1" style="color: #4183bf; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;" title="''Humanisme Klasik'' (halaman belum tersedia)"><span style="color: black; margin: 0px; padding: 0px;">''Humanisme Klasik''</span></a>.<sup style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_Renaisans#cite_note-Simon-0" style="color: #4183bf; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;"><span style="color: black; margin: 0px; padding: 0px;">[1]</span></a></sup><o:p></o:p></span></div>
<div style="background: white; color: #6a6a6a; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 15px; line-height: 14.25pt; margin: 4.8pt 0in 6pt; padding: 0px;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0px; padding: 0px;">Kebudayaan Raissans ditujukan untuk menghidupkan kembali<span class="apple-converted-space" style="margin: 0px; padding: 0px;"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Humanisme_Klasik&action=edit&redlink=1" style="color: #4183bf; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Humanisme Klasik (halaman belum tersedia)"><span style="color: black; margin: 0px; padding: 0px;">Humanisme Klasik</span></a><span class="apple-converted-space" style="margin: 0px; padding: 0px;"> </span>yang sempat terhambat oleh <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">gaya</st1:place></st1:city> berpikir sejumlah tokoh Abad Pertengahan.<sup style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_Renaisans#cite_note-Simon-0" style="color: #4183bf; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;"><span style="color: black; margin: 0px; padding: 0px;">[1]</span></a></sup><span class="apple-converted-space" style="margin: 0px; padding: 0px;"> </span>Hal ini memiliki kaitan dengan hal yang tadi dijelaskan.<sup style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_Renaisans#cite_note-Simon-0" style="color: #4183bf; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;"><span style="color: black; margin: 0px; padding: 0px;">[1]</span></a></sup><span class="apple-converted-space" style="margin: 0px; padding: 0px;"> </span>Apabila dibandingkan dengan zaman Klasik yang lebih menekankan manusia sebagai bagian dari alam atau polis (negara-negara <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">kota</st1:place></st1:city> atau masyarakat Yunani Kuno).<sup style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_Renaisans#cite_note-Simon-0" style="color: #4183bf; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;"><span style="color: black; margin: 0px; padding: 0px;">[1]</span></a></sup><span class="apple-converted-space" style="margin: 0px; padding: 0px;"> </span>Humanisme Renaissans jauh lebih dikenal karena penekanannya pada individualisme.<sup style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_Renaisans#cite_note-Simon-0" style="color: #4183bf; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;"><span style="color: black; margin: 0px; padding: 0px;">[1]</span></a></sup><span class="apple-converted-space" style="margin: 0px; padding: 0px;"> </span>Individualisme yang menganggap bahwa manusia sebagai pribadi perlu diperhatikan.<sup style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_Renaisans#cite_note-Simon-0" style="color: #4183bf; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;"><span style="color: black; margin: 0px; padding: 0px;">[1]</span></a></sup><span class="apple-converted-space" style="margin: 0px; padding: 0px;"> </span>Kita bukan hanya umat manusia, tetapi kita juga adalah individu-individu unik yang bebas untuk berbuat ssuatu dan menganut keyakinan tertentu.<sup style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_Renaisans#cite_note-Simon-0" style="color: #4183bf; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;"><span style="color: black; margin: 0px; padding: 0px;">[1]</span></a></sup><o:p></o:p></span></div>
<div style="background: white; color: #6a6a6a; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 15px; line-height: 14.25pt; margin: 4.8pt 0in 6pt; padding: 0px;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0px; padding: 0px;">Kemuliaan manusia sendiri terletak dalam kebebasannya untuk menentukan pilihan sendiri dan dalam posisinya sebagai penguasa atas alam<span class="apple-converted-space" style="margin: 0px; padding: 0px;"> </span><i>(Pico Della Mirandola)</i>.<sup style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_Renaisans#cite_note-Simon-0" style="color: #4183bf; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;"><span style="color: black; margin: 0px; padding: 0px;">[1]</span></a></sup><span class="apple-converted-space" style="margin: 0px; padding: 0px;"> </span>Gagasan ini mendorong munculnya sikap pemujaan tindakan terbatas pada kecerdasan dan kemampuan individu dalam segala hal.<sup style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_Renaisans#cite_note-Simon-0" style="color: #4183bf; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;"><span style="color: black; margin: 0px; padding: 0px;">[1]</span></a></sup><span class="apple-converted-space" style="margin: 0px; padding: 0px;"> </span>Gambaran manusia di sini adalah manusia yang dicita-citakan Humanisme Renaissans adalah manusia<span class="apple-converted-space" style="margin: 0px; padding: 0px;"> <o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; color: #6a6a6a; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 15px; line-height: 14.25pt; margin: 4.8pt 0in 6pt; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background: white; color: #6a6a6a; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 15px; line-height: 14.25pt; margin: 4.8pt 0in 6pt; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="background: white; color: #6a6a6a; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 15px; line-height: 14.25pt; margin: 4.8pt 0in 6pt; padding: 0px;">
<span class="apple-converted-space" style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0px; padding: 0px;">SENI RUPA RENAISSANCE DI <st1:country-region w:st="on"><st1:place w:st="on">INDONESIA</st1:place></st1:country-region><o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; color: #6a6a6a; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 15px; line-height: 14.25pt; margin: 4.8pt 0in 6pt; padding: 0px;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; margin: 0px; padding: 0px;">Seni lukis modern<span class="apple-converted-space" style="margin: 0px; padding: 0px;"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" style="color: #4183bf; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Indonesia"><span style="color: black; margin: 0px; padding: 0px;">Indonesia</span></a><span class="apple-converted-space" style="margin: 0px; padding: 0px;"> </span>dimulai dengan masuknya penjajahan<span class="apple-converted-space" style="margin: 0px; padding: 0px;"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda" style="color: #4183bf; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Belanda"><span style="color: black; margin: 0px; padding: 0px;">Belanda</span></a><span class="apple-converted-space" style="margin: 0px; padding: 0px;"> </span>di Indonesia. Kecenderungan seni rupa<span class="apple-converted-space" style="margin: 0px; padding: 0px;"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eropa_Barat" style="color: #4183bf; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Eropa Barat"><span style="color: black; margin: 0px; padding: 0px;">Eropa Barat</span></a><span class="apple-converted-space" style="margin: 0px; padding: 0px;"> </span>pada zaman itu ke aliran<span class="apple-converted-space" style="margin: 0px; padding: 0px;"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Romantisme&action=edit&redlink=1" style="color: #4183bf; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Romantisme (halaman belum tersedia)"><span style="color: black; margin: 0px; padding: 0px;">romantisme</span></a><span class="apple-converted-space" style="margin: 0px; padding: 0px;"> </span>membuat banyak pelukis <st1:country-region w:st="on"><st1:place w:st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region> ikut mengembangkan aliran ini.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: white; color: #6a6a6a; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 15px; line-height: 14.25pt; margin: 4.8pt 0in 6pt; padding: 0px;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Raden_Saleh_Syarif_Bustaman&action=edit&redlink=1" style="color: #4183bf; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Raden Saleh Syarif Bustaman (halaman belum tersedia)"><span style="color: black; margin: 0px; padding: 0px;">Raden Saleh Syarif Bustaman</span></a><span class="apple-converted-space" style="margin: 0px; padding: 0px;"> </span>adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa mempelajari<span class="apple-converted-space" style="margin: 0px; padding: 0px;"> </span><i>melukis <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">gaya</st1:place></st1:city> Eropa</i><span class="apple-converted-space" style="margin: 0px; padding: 0px;"> </span>yang dipraktekkan pelukis Belanda. Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang pelukis<st1:country-region w:st="on"><st1:place w:st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region> yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera Eropa. Namun seni lukis <st1:country-region w:st="on"><st1:place w:st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region> tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman renaisans Eropa, sehingga perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama. Era revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis <st1:country-region w:st="on"><st1:place w:st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region> beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung ke arah "kerakyatan". Objek yang berhubungan dengan keindahan alam <st1:country-region w:st="on"><st1:place w:st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region> dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme yang populer pada masa itu. Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan <st1:country-region w:st="on"><st1:place w:st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region> cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: white; color: #6a6a6a; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 15px; line-height: 14.25pt; margin: 4.8pt 0in 6pt; padding: 0px;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; margin: 0px; padding: 0px;">Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era ekspresionisme dimulai. Lukisan tidak lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan alat propaganda. Perjalanan seni lukis <st1:country-region w:st="on"><st1:place w:st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region> sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih terombang-ambing oleh berbagai benturan konsepsi.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: white; color: #6a6a6a; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 15px; line-height: 14.25pt; margin: 4.8pt 0in 6pt; padding: 0px;">
Kemapanan seni lukis <st1:country-region w:st="on">Indonesia</st1:country-region> yang belum mencapai tataran keberhasilan sudah diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni alternatif atau<span class="apple-converted-space" style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; margin: 0px; padding: 0px;"> </span></span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_kontemporer" style="color: #4fb9ff; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Seni kontemporer"><span style="color: black; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; margin: 0px; padding: 0px;">seni kontemporer</span></a>, dengan munculnya seni konsep (conceptual art): “Installation Art”, dan “Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni sekitar 1993-1996. Kemudian muncul berbagai alternatif semacam “kolaborasi” sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni lukis konvensional dengan berbagai <st1:city w:st="on">gaya</st1:city> menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan bisnis alternatif investasi.</div>
Bill Argonhttp://www.blogger.com/profile/17975184993492519339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7337623433581870702.post-46481681565827959662014-06-27T10:10:00.004+08:002014-06-27T10:10:23.450+08:00Para Gladiator adalah Budak Kekaisaran Romawi Kuno<h2 id="subtitle" style="color: #333333; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 22px; margin: 15px 0px 0px; padding: 0px;">
Temuan ini memperlihatkan bagaimana rasanya hidup dan berlatih sebagai gladiator.</h2>
<div class="caption imgleft" style="color: grey; cursor: default; float: left; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px !important; line-height: 14px !important; margin-bottom: 10px; margin-right: 20px; margin-top: 15px; width: 293px;">
<img alt="sekolah gladiator,romawi kuno,padepokan gladiator,kekaisaran romawi,ksatria kuno,amphitheater" src="http://nationalgeographic.co.id/media/daily/300/0/201402261535010/n/para-gladiator-adalah-budak-kekaisaran-romawi-kuno.jpg" style="border: 0px; outline: none; padding-top: 5px;" /><span style="cursor: default;">NG Staff</span></div>
<div id="content" style="color: #333333; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-bottom: 30px;">
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Para <strong>gladiator</strong> jelas merupakan budak berharga, tetap terpisah dan dipisahkan dari kota Carnuntum, yang didirikan di Sungai Danube oleh Kaisar Hadrian pada 124 Masehi dan kemudian menjadi benteng Romawi .</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
"<a href="http://ngi.cc/n2t4" style="-webkit-transition: all 0.5s ease-in-out; border: none; color: #6475ad; outline: none; text-decoration: none; transition: all 0.5s ease-in-out;" target="_blank">Penemuan di Carnuntum</a> memberi kita kesan yang jelas tentang bagaimana rasanya hidup dan berlatih sebagai gladiator di perbatasan utara yang dingin di <strong>Kekaisaran Romawi</strong>," kata pakar gladiator Kathleen Coleman dari Harvard, yang bukan bagian tim peneliti.</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Meskipun lebih dari 100 sekolah gladiator dibangun di seluruh Kekaisaran Romawi, sisa-sisanya hanya dikenal di Roma, Carnuntum, dan Pompeii (yang memiliki padepokan kecil swasta gladiator). Dalam arena berdinding seluas 11.000 meter persegi di situs Austria, gladiator berlatih sepanjang tahun untuk bertempur di sebuah <strong>amphitheater </strong>umum di dekatnya.</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
"Mereka tidak sering terbunuh, mereka terlalu berharga untuk mati," kata arkeolog Wolfgang Neubauer dari University of Vienna. "Banyak orang lain yang kemungkinan tewas di amphitheater, orang tidak dilatih untuk melawan. Dan ada banyak pertumpahan darah. Tapi pertarungan antargladiator adalah puncak penampilan mereka. Mereka tidak saling membunuh."</div>
</div>
Bill Argonhttp://www.blogger.com/profile/17975184993492519339noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7337623433581870702.post-2164022570904257872014-06-27T10:02:00.001+08:002014-06-27T10:02:23.330+08:00Menerka Masa Depan Lewat Fiksi Ilmiah<h2 id="subtitle" style="color: #333333; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 22px; margin: 15px 0px 0px; padding: 0px;">
Prediksi ini sulit dan sering salah, namun menerka-nerka lewat fiksi ilmiah bukanlah hal yang sia-sia</h2>
<div class="caption" style="color: grey; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px !important; line-height: 14px !important; margin-bottom: 10px; margin-top: 15px; width: 640px;">
<img alt="robot" src="http://nationalgeographic.co.id/media/daily/640/0/201401131906500/b/menerka-masa-depan-lewat-fiksi-ilmiah.jpg" style="border: 0px; outline: none; padding-top: 5px;" /><span style="cursor: default;">Pada 2020, robot diperkirakan akan mengambil alih pekerjaan manusia (BBC Indonesia).</span></div>
<div id="content" style="color: #333333; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-bottom: 30px;">
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Bagaimanakah <strong>gambaran dunia di masa depan</strong>? Ketika robot menjadi lebih pintar dari manusia apakah hubungan keduanya bisa menjadi antagonistis?</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
<em>BBC</em> bertemu dengan salah satu penulis fiksi ilmiah terkenal asal Kanada, Robert Sawyer dan membahas wacana ini.</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Fiksi ilmiah seperti yang ditulis Sawyer—di antaranya Flash Forward, The Terminal Experiment, Hominids, dan Mindscan—mungkin bisa dianggap sebagai 'prediksi' akan apa yang terjadi di masa depan.</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Tentu prediksi ini sulit dan sering salah, namun <strong>menerka-nerka lewat fiksi ilmiah</strong> bukanlah hal yang sia-sia, kata Peter Day.</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Sawyer dalam wawancaranya dengan Day mengatakan bahwa buku-bukunya mencerminkan masa depan yang optimis. Hari ini lebih baik dibanding 50 tahun yang lalu dan dalam waktu 50 tahun, keadaan akan menjadi lebih baik lagi.</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Setidaknya inilah yang terjadi di Tiongkok, kata Sawyer, berdasarkan apa yang berubah dalam 30 tahun terakhir. Dia optimistis—bukan kepada teknologi—tetapi manusianya.</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Sawyer memberikan contoh bagaimana pria kini terlibat dengan membesarkan anak-anak di negara barat dengan cara yang belum terbayangkan 60 tahun yang lalu.</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
"Fiksi ilmiah adalah ilmu yang sama seperti ilmu sosial dan teknologi," kata Sawyer.</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
<strong>Robot terlampau cerdas</strong></div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Sawyer optimistis dengan hal yang membuat banyak orang khawatir: yaitu ketersediaan energi. Dia mengatakan dengan pendekatan fiksi ilmiah-nya, energi terbarukan akan membawa biaya energi ke titik mendekati nol.</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Selain energi, sejumlah ilmuwan yang mempelajari masa depan—terutama Ray Kurzweil dari Amerika—mengangkat wacana tentang kecerdasan buatan yang mungkin melampaui manusia pada tahun 2050-an.</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Namun menurutnya tidak ada alasan untuk takut kepada kecerdasan buatan ini: "Ketika kita memiliki mesin yang cerdas—dan kemudian dua kali lebih cerdas dibandingkan manusia tidak ada alasan mengapa hubungan tersebut tidak bisa sinergis," ucap Sawyer.</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Dia mengatakan kelemahan terbesar orang-orang yang takut komputer pintar atau robot "adalah gagasan bahwa kecerdasan yang super cepat dan super kuat nantinya akan dipengaruhi oleh keserakahan manusia".</div>
</div>
Bill Argonhttp://www.blogger.com/profile/17975184993492519339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7337623433581870702.post-51225695004679612372014-06-27T09:58:00.001+08:002014-06-27T09:58:18.100+08:00Solo Batik Carnival<img alt="Solo Batik Carnival" id="featureimage" src="http://nationalgeographic.co.id/media/daily/640/0/201406191816040/b/solo-batik-carnival.jpg" style="border: 0px; color: #333333; display: block; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin: 15px 0px 0px; outline: none; padding: 0px;" /><br />
<div id="content" style="color: #333333; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-bottom: 30px;">
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Gemerlap batik yang diikut sertakan pada Solo Batik Carnaval tahun 2013 diperagakan oleh perancang sekaligus model busana.<em>"Majestic Treasure"</em> menjadi tema Solo Batik Carnaval tahun ini. Acara ini akan berlangsung pada tanggal 22 Juni 2014 di Solo, Jawa Tengah.</div>
</div>
Bill Argonhttp://www.blogger.com/profile/17975184993492519339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7337623433581870702.post-81282159049365877792014-06-27T09:54:00.000+08:002014-06-27T09:54:27.512+08:00UNESCO Tetapkan Gua Prasejarah di Prancis Ini Sebagai Warisan Dunia<h2 id="subtitle" style="color: #333333; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 22px; margin: 15px 0px 0px; padding: 0px;">
Sebuah gua di Prancis selatan yang dinamakan Kapel Sistina prasejarah masuk dalam daftar Warisan Dunia UNESCO.</h2>
<div class="caption" style="color: grey; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px !important; line-height: 14px !important; margin-bottom: 10px; margin-top: 15px; width: 640px;">
<img alt="gua gambar cadas,pont darc" src="http://nationalgeographic.co.id/media/daily/640/0/201406240635130/b/unesco-tetapkan-gua-prasejarah-di-prancis-ini-sebagai-warisan-dunia.jpg" style="border: 0px; outline: none; padding-top: 5px;" /><span style="cursor: default;">Seribu lukisan di dinding gua dengan gambar cadas Pont d'Arc atau Grotte Chauvet berumur 36.000 tahun (AP via BBC Indonesia).</span></div>
<div id="content" style="color: #333333; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-bottom: 30px;">
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
<strong>Sebuah gua di Prancis selatan</strong> yang dinamakan Kapel Sistina prasejarah masuk dalam daftar <strong>Warisan Dunia UNESCO</strong>. </div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Seribu lukisan yang dipahat di dinding Gua Hias Pont d'Arc atau Grotte Chauvet itu telah berumur 36.000 tahun. </div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Di gua tersebut juga terdapat berbagai cap tangan dan mamut. </div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Ahli gua baru menemukannya di tahun 1994 karena pintu masuknya tertutup batu 23.000 tahun lalu. </div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Ini adalah satu dari sejumlah keajaiban budaya dan alam yang diberikan status warisan dunia oleh sebuah dewan di Doha, Qatar. </div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Badan kebudayaan PBB UNESCO menyatakan gua yang berada di daerah Ardeche ini mewakili ciptaan seni tertua dan paling terawat buatan orang Aurignacian, yang dipandang sebagai kebudayaan modern pertama di Eropa. </div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
"Sebagian besar dari lebih seribu gambar tersebut menghiasi bidang seluas 8.500 meter persegi." </div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
"Tingginya kualitas seni dan keindahannya menjadikan Grotte Chauvet bukti seni gua prasejarah," tambah UNESCO. </div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Gua berlukisan prasejarah ini menjadi benda budaya tertua dalam daftar Warisan Dunia UNESCO.</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
(<em>Sumber: <a href="http://bbc.co.uk/indonesia" style="-webkit-transition: all 0.5s ease-in-out; border: none; color: #6475ad; outline: none; text-decoration: none; transition: all 0.5s ease-in-out;" target="_blank">bbc.co.uk/indonesia</a></em>)</div>
</div>
Bill Argonhttp://www.blogger.com/profile/17975184993492519339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7337623433581870702.post-90986142526797011062014-06-27T09:34:00.003+08:002014-06-27T09:34:30.556+08:00Manhattanhenge<div style="color: #333333; font-family: tahoma, verdana, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.5em; margin: 0.5em 1em 0.8em;">
Sebuah fenomena unik di New York City, biasa disebut Manhattanhenge, yaitu ketika sinar matahari terletak segaris lurus dengan satu jalan yang dijajari pencakar langit New York. Peristiwa ini terjadi dua kali setahun dalam dua hari berturut-turut.</div>
<div class="wp-caption aligncenter" id="attachment_1076" style="background-color: #f3f3f3; border-bottom-left-radius: 3px; border-bottom-right-radius: 3px; border-top-left-radius: 3px; border-top-right-radius: 3px; border: 1px solid rgb(221, 221, 221); color: #333333; font-family: tahoma, verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin: 10px auto; max-width: 97%; padding-top: 4px; text-align: center; width: 394px;">
<a href="http://farrasoct.files.wordpress.com/2009/11/nycsunset_tyson.jpg" sl-processed="1" style="color: #226699; font-weight: bold; text-decoration: none;"><img alt="nycsunset_tyson" class="size-full wp-image-1076 " height="288" src="http://farrasoct.files.wordpress.com/2009/11/nycsunset_tyson.jpg?w=384&h=288" style="border: 0px none; height: auto; margin: 0px; max-width: 98%; padding: 0px; position: relative;" width="384" /></a><div class="wp-caption-text" style="font-size: 11px; line-height: 17px; margin: 0.5em 1em 0.8em; padding: 0px 4px 5px;">
Matahari terbenam segaris dengan 34th Street, NYC.</div>
</div>
<div style="color: #333333; font-family: tahoma, verdana, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.5em; margin: 0.5em 1em 0.8em;">
Manhattanhenge hanya berlaku pada jalan-jalan yang mengikuti Commissioners Plan tahun 1811, yang jalannya 28.9 derajat melenceng dari poros timur-barat yang asli.<br /><span id="more-1073"></span></div>
<div class="wp-caption alignright" id="attachment_1074" style="background-color: #f3f3f3; border-bottom-left-radius: 3px; border-bottom-right-radius: 3px; border-top-left-radius: 3px; border-top-right-radius: 3px; border: 1px solid rgb(221, 221, 221); color: #333333; float: right; font-family: tahoma, verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin: 10px; max-width: 97%; padding-top: 4px; text-align: center; width: 361px;">
<a href="http://farrasoct.files.wordpress.com/2009/11/un-manhattanhenge.jpg" sl-processed="1" style="color: #226699; font-weight: bold; text-decoration: none;"><img alt="un-manhattanhenge" class="size-full wp-image-1074 " height="243" src="http://farrasoct.files.wordpress.com/2009/11/un-manhattanhenge.jpg?w=351&h=243" style="border: 0px none; height: auto; margin: 0px; max-width: 98%; padding: 0px; position: relative;" title="un-manhattanhenge" width="351" /></a><div class="wp-caption-text" style="font-size: 11px; line-height: 17px; margin: 0.5em 1em 0.8em; padding: 0px 4px 5px;">
34th Street selama Manhattanhenge, dengan Markas Besar PBB di bagian depan dan Empire State Building di bagian belakang.</div>
</div>
<div style="color: #333333; font-family: tahoma, verdana, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.5em; margin: 0.5em 1em 0.8em;">
Apa yang akan dipikirkan masyarakat masa depan tentang Pulau Manhattan ketika mereka menggalinya dan menemukan sejaringan jalan yang sangat rapi penataannya? Tentunya pola ini memiliki kesamaan astronomis, sebagaimana yang kita temukan pada batu besar Stonehenge, di Salisbury Plain di Inggris. Untuk Stonehenge, hari spesialnya ialah titik balik matahari musim panas, ketika Matahari terbit segaris dengan beberapa batu, yang menandakan perubahan musim.</div>
<div style="color: #333333; font-family: tahoma, verdana, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.5em; margin: 0.5em 1em 0.8em;">
Untuk Manhattan, sebuah tempat di mana sore lebih penting daripada pagi, hari spesialnya terjadi hari <strong>Sabtu, 30 Mei 2009</strong>, satu dari dua kesempatan ketika Matahari segaris dengan jalan-jalan di Manhattan, yang menyinari setiap jalan lintas tunggal selama 15 menit. Hari lainnya adalah <strong>Minggu, 12 Juli 2009</strong>. Dua hari ini memberikan Anda pemandangan fotogenik dengan setengah Matahari di atas dan setengah Matahari di bawah cakrawala. Hari setelah 30 Mei (Minggu, 31 Mei 2009), dan hari sebelum 12 Juli (Sabtu, 11 Juli 2009) juga memberikan Anda momen-momen Manhattanhenge, tapi Anda akan melihat seluruh Matahari berada di cakrawala.</div>
<div class="wp-caption aligncenter" id="attachment_1077" style="background-color: #f3f3f3; border-bottom-left-radius: 3px; border-bottom-right-radius: 3px; border-top-left-radius: 3px; border-top-right-radius: 3px; border: 1px solid rgb(221, 221, 221); color: #333333; font-family: tahoma, verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin: 10px auto; max-width: 97%; padding-top: 4px; text-align: center; width: 459px;">
<a href="http://farrasoct.files.wordpress.com/2009/11/nyc-street-grid.png" sl-processed="1" style="color: #226699; font-weight: bold; text-decoration: none;"><img alt="nyc street grid" class="size-full wp-image-1077 " height="251" src="http://farrasoct.files.wordpress.com/2009/11/nyc-street-grid.png?w=449&h=251" style="border: 0px none; height: auto; margin: 0px; max-width: 98%; padding: 0px; position: relative;" title="nyc street grid" width="449" /></a><div class="wp-caption-text" style="font-size: 11px; line-height: 17px; margin: 0.5em 1em 0.8em; padding: 0px 4px 5px;">
Tata jalan di New York City (tampak bentangan 34th Street tengah). Sumber: Google Maps (klik gambar untuk versi besar)</div>
</div>
<div style="color: #333333; font-family: tahoma, verdana, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.5em; margin: 0.5em 1em 0.8em;">
Sebagaimana yang Anda ketahui, tata jalan Manhattan telah diatur sedemikian rupa dengan jalur utara-selatan, kemudian hari Manhattanhenge berada pada equinox musim semi dan musim gugur, yaitu dua hari di kalender ketika Matahari terbit di timur dan tenggelam di barat. Tapi tata jalan Manhattan berputar 30 derajat ke timur dari titik utara geografis, sehingga memindah-mindahkan hari Manhattanhenge di sepanjang kalender.</div>
<div style="color: #333333; font-family: tahoma, verdana, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.5em; margin: 0.5em 1em 0.8em;">
Perlu diketahui bahwa setiap kota yang dilintasi oleh tata jalan persegi dapat menetapkan hari-hari di mana Matahari tenggelam segaris dengan jalan-jalan mereka. Tapi di berbagai kota di seluruh dunia, tampaknya mereka kurang ideal untuk fenomena ini. Selain tata jalan yang pas, Anda juga butuh pemandangan yang jelas ke cakrawala, sebagaimana di New Jersey. Dan bangunan tinggi yang berjajar di pinggir jalan dapat membentuk sejenis jalur bata dan besi sebagai bingkai Matahari tenggelam, sehingga menghasilkan kesempatan fotografi yang terbuka lebar.</div>
<div class="wp-caption aligncenter" id="attachment_1075" style="background-color: #f3f3f3; border-bottom-left-radius: 3px; border-bottom-right-radius: 3px; border-top-left-radius: 3px; border-top-right-radius: 3px; border: 1px solid rgb(221, 221, 221); color: #333333; font-family: tahoma, verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin: 10px auto; max-width: 97%; padding-top: 4px; text-align: center; width: 430px;">
<a href="http://farrasoct.files.wordpress.com/2009/11/manhattanhengecollage.jpg" sl-processed="1" style="color: #226699; font-weight: bold; text-decoration: none;"><img alt="Manhattanhengecollage" class="size-full wp-image-1075" height="280" src="http://farrasoct.files.wordpress.com/2009/11/manhattanhengecollage.jpg?w=420&h=280" style="border: 0px none; height: auto; margin: 0px; max-width: 98%; padding: 0px; position: relative;" title="Manhattanhengecollage" width="420" /></a><div class="wp-caption-text" style="font-size: 11px; line-height: 17px; margin: 0.5em 1em 0.8em; padding: 0px 4px 5px;">
Pemandangan matahari terbenam di salah satu jalan di New York City.</div>
</div>
<div style="color: #333333; font-family: tahoma, verdana, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.5em; margin: 0.5em 1em 0.8em;">
Memang benar, sejumlah kotamadya di Amerika Serikat memiliki jalan yang dinamai setelah Matahari (Sun), seperti Sunrise Highway di Long Island dan Sunset Strip di Los Angeles. Tapi jalan-jalan ini tidak lurus secara sempurna. Dan beberapa waktu dalam setahun ketika Matahari segaris dengan salah satu bentangan jalan mereka, maka yang Anda dapatkan adalah sinar matahari yang secara sementara membuat silau para pengemudi.</div>
<div style="color: #333333; font-family: tahoma, verdana, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.5em; margin: 0.5em 1em 0.8em;">
Jadi, Manhattanhenge adalah fenomena perkotaan yang unik di dunia, bukan alam semesta.</div>
Bill Argonhttp://www.blogger.com/profile/17975184993492519339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7337623433581870702.post-24249006003671432442014-04-16T12:25:00.001+08:002014-04-16T12:25:53.905+08:003 Ritual Pagi yang Merusak Energi Sepanjang Hari<div id="content" style="color: #333333; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-bottom: 30px;">
<h2 id="subtitle" style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 22px; margin: 15px 0px 0px; padding: 0px;">
Ini adalah hal yang harus dihindari sebagai kebiasaan alias ritual pada pagi hari.</h2>
<h2 id="subtitle" style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 22px; margin: 15px 0px 0px; padding: 0px;">
<div class="caption imgleft" style="color: grey; cursor: default; float: left; font-size: 11px !important; font-weight: normal; line-height: 14px !important; margin-bottom: 10px; margin-right: 20px; margin-top: 15px; width: 300px;">
<img alt="kopi,minuman" src="http://nationalgeographic.co.id/media/daily/300/0/201208291828490/n/3-ritual-pagi-yang-merusak-energi-sepanjang-hari.jpg" style="border: 0px; outline: none; padding-top: 5px;" /><span style="cursor: default;">(Thinkstockphoto)</span></div>
<div id="content" style="cursor: default; font-size: medium; font-weight: normal; line-height: normal; margin-bottom: 30px;">
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Ada banyak hal yang berada di luar kendali kita, kemacetan parah di jalan, gangguan perjalanan kereta, atau si kecil rewel saat akan ditinggal bekerja. Semua itu bisa berpengaruh pada suasana hati Anda seharian.</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Namun, ternyata ada kebiasaan kita dalam memulai hari yang tanpa disadari berpengaruh buruk pada kondisi emosi.</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
<strong>Ngopi terlalu pagi</strong><br />Ternyata waktu minum kopi punya pengaruh tersendiri pada tubuh. Level energi kita meningkat secara alami saat kita bangun. Karena itu jika bangun tidur kita langsung minum kopi, akan terjadi lonjakan energi yang membuat kita lebih gelisah. Minumlah kopi satu jam setelah bangun tidur, waktu di mana level energi kita mulai turun. Dengan demikian kopi akan membuat Anda lebih fokus dan berenergi hingga siang.</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
<strong>Sarapan terlalu sedikit</strong><br />Karena sedang diet, Anda memilih tidak sarapan atau hanya mengonsumsi sepotong buah. Menu sarapan itu bukan hanya membuat perut Anda gampang lapar, tetapi juga kekurangan nutrisi yang diperlukan untuk membuat perut tetap kenyang hingga waktu makan siang.</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Menu sarapan sebaiknya tetap terdiri dari protein, serat, lemak sehat, dan karbohidrat kompleks. Sarapan tersebut akan membuat Anda tetap fokus dan tidak berkeinginan untuk mengemil sebelum jam makan berikutnya.</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
<strong>Langsung cek e-mail</strong><br />Ini adalah kebiasaan buruk yang harus Anda hindari. Bangun tidur langsung memeriksa gadget Anda untuk melihat e-mail hanya akan membuat stres sepanjang hari. Daripada mencemaskan pekerjaan, mulailah pagi Anda dengan sesuatu yang menenangkan, seperti melakukan peregangan, minum teh, atau mengobrol dengan pasangan dan anak. Anda akan lebih bersemangat dan produktif.</div>
</div>
</h2>
</div>
Bill Argonhttp://www.blogger.com/profile/17975184993492519339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7337623433581870702.post-41192415490642122842014-04-16T12:18:00.001+08:002014-04-16T12:18:52.691+08:00Neanderthal adalah Orangtua yang Baik<div class="caption imgleft" style="color: grey; cursor: default; float: left; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px !important; line-height: 14px !important; margin-bottom: 10px; margin-right: 20px; margin-top: 15px; width: 300px;">
<img alt="neanderthal" src="http://nationalgeographic.co.id/media/daily/300/0/201404111322110/n/neanderthal-adalah-orangtua-yang-baik.jpg" style="border: 0px; outline: none; padding-top: 5px;" /><span style="cursor: default;">Inilah interpretasi seniman dalam menggambarkan sebuah keluarga Neanderthal. (Foto: Randii Oliver, Wikimedia Commons)</span></div>
<div id="content" style="color: #333333; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-bottom: 30px;">
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Para ahli selama ini percaya Neanderthal memiliki masa kecil yang keras, dan berbahaya. Pasti benarkah?</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Studi terbaru dengan sudut pandang berbeda ditunjukkan tim arkeolog dari PALAEO (Centre for Human Palaeoecology and Evolutionary Origins) dan Department of Archaeology, University of York.</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Pada studi yang dipublikasikan dalam <em>Oxford Journal of Archaeology</em> mereka mengungkap, anak-anak Neanderthal punya ikatan atau kelekatan emosional yang kuat antarsesama — dan bahwa hal ini berperan signifikan untuk membangun pergaulan dalam kelompok sosialnya.</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Bahkan, masa kanak-kanak Neanderthal mungkin hanya berbeda tipis saja dari manusia modern dalam hal hubungan sosial. Fokus Neanderthal pada pengembangan kemampuan bersosialisasi mungkin tidak sebesar manusia modern, tapi mereka memiliki "modal" yang sama.</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Ini merupakan antitesis dari studi lama yang cenderung menarik kesimpulan berdasarkan prasangka akan keterbelakangan Neanderthal yang lantas dikaitkan dengan ketidakmampuan melindungi anak, ujar pimpinan studi Dr. Penny Spikins, seorang arkeolog yang banyak meneliti budaya dan perilaku sosial Neanderthal.</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Padahal sebaliknya, dinyatakan Neanderthal selalu merawat anak yang sakit dan terluka bisa sampai berbulan-bulan, atau acapkali tahunan. Penguburan bagi anak yang meninggal pun dilaksanakan secara khusus, ritualnya kemungkinan lebih rumit daripada orang dewasa.</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Berdasar hasil studi ini, orangtua Neanderthal sangat konsekuen memperhatikan anak-anaknya.</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Kelompok-kelompok Neanderthal hidup relatif terisolisasi, implikasinya justru hubungan internal (antarinvidu dalam kelompok) semakin erat. "Tinggal di daerah yang sulit, mereka perlu menghadapi tekanan dari luar dan salah satu kecenderungan dengan menjalin ikatan emosional ke orang-orang terdekat," jelas Spikins.</div>
</div>
Bill Argonhttp://www.blogger.com/profile/17975184993492519339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7337623433581870702.post-30927326350285293782014-03-20T17:57:00.002+08:002014-03-20T17:57:14.544+08:00Anjing-anjing Byrd<h1 id="maintitle" style="color: #333333; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 24px; margin: 10px 0px 0px; padding: 0px;">
Anjing-anjing Byrd</h1>
<div id="photos_334" style="color: #333333; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<img alt="Anjing-anjing Byrd" id="featureimage" src="http://nationalgeographic.co.id/media/photo/640/0/3938/b/anjing-anjing-byrd.jpg" style="border: 0px; display: block; margin: 15px 0px 0px; outline: none; padding: 0px;" /><br /><br /><div id="content" style="cursor: default; margin-bottom: 30px;">
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
<span style="cursor: default; font-weight: bold;">Anjing-anjing Byrd</span><br />Anak-anak anjing yang menarik kereta luncur mainan jadi hiburan George Black, pengawas pasokan, saat menjalankan ekspedisi pertama Richard Byrd di Antartika. Mereka merupakan keturunan dari 94 ekor anjing yang awalnya dibawa sebagai alat transportasi selama perjalanan, dan segera menjadi penghuni termuda kamp yang disebut Dog Town.<br /><br />"Oh Tuhan, semua parfum di Prancis tidak akan dapat menyingkirkan bau Dog Town," tulis Byrd dalam sebuah buku mengenai perjalanannya, Exploring with Byrd.</div>
</div>
</div>
Bill Argonhttp://www.blogger.com/profile/17975184993492519339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7337623433581870702.post-71345270100009257532014-03-20T17:55:00.002+08:002014-03-20T17:55:53.613+08:00Pengorbanan Sang Unta<h1 id="maintitle" style="color: #333333; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 24px; margin: 10px 0px 0px; padding: 0px;">
Pengorbanan Sang Unta</h1>
<div id="photos_544" style="color: #333333; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<img alt="Pengorbanan Sang Unta" id="featureimage" src="http://nationalgeographic.co.id/media/photo/640/0/201402261131570/b/pengorbanan-sang-unta.jpg" style="border: 0px; display: block; margin: 15px 0px 0px; outline: none; padding: 0px;" /><br /><div id="content" style="cursor: default; margin-bottom: 30px;">
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Kenapa ada seekor unta di dalam sebuah balai pertemuan di Damaskus? Fotografer Andrea Bruce mengetahui jawabannya. Suatu malam di Kota Tua itu, ia mengambil foto satu kelompok berisi lima orang pejuang pro-pemerintah. Orang-orang ini telah menghabiskan sepanjang malam di pos pemeriksaan. Lantaran ingin meredakan ketegangan, seorang pejuang menatap lekat-lekat mata seekor unta yang telah digiring dari kandang di dekat situ, ungkap Bruce, “sebagai lelucon.”<br />Tetapi bagi si unta, semua itu tidak lucu. Si pejuang dan rekan-rekannya berencana untuk menyembelih unta itu. Kawan mereka ditahan oleh pihak berwenang Suriah, dengan tuduhan menyimpan senjata bagi pejuang pemberontak. Orang itu akan dibebaskan tak lama lagi; para pejuang berharap bisa menyembelih unta muda itu untuk pesta syukuran.<br />Bruce menghabiskan berhari-hari membujuk orang-orang ini dan yang lainnya agar memperbolehkan dirinya mendokumentasikan kehidupan mereka. “Kecurigaan sudah mengurat akar,” ungkapnya. Saraf tegang, teman-teman dipisahkan. Garis pertempuran berupa mobil-mobil yang terguling dan perabotan yang ditumpuk memisahkan kota dari daerah pinggirannya sendiri. “Ini semacam kota yang sedang berada dalam penantian.” —Eve Conant</div>
</div>
</div>
Bill Argonhttp://www.blogger.com/profile/17975184993492519339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7337623433581870702.post-29695714199819501402014-03-20T17:54:00.003+08:002014-03-20T17:54:38.525+08:00Tinggi Menjulang<img alt="Tinggi Menjulang" id="featureimage" src="http://nationalgeographic.co.id/media/photo/640/0/201401271204380/b/tinggi-menjulang.jpg" style="border: 0px; color: #333333; display: block; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin: 15px 0px 0px; outline: none; padding: 0px;" /><span style="color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<br />
<div id="content" style="color: #333333; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-bottom: 30px;">
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Pada 1902, di lokasi berbentuk segitiga yang ganjil di persimpangan Fifth Avenue, Broadway, dan 23rd Street, didirikanlah Flatiron Building—salah satu gedung pencakar langit New York City yang pertama. Awalnya, gedung tersebut berlantai 20. Lantai ke-21 ditambahkan pada 1905.<br />Pemandangan Fifth Avenue dari bangunan itu dimuat dalam National Geographic edisi Juli 1918 untuk kisah “New York—The Metropolis of Mankind.” Di artikel itu, penulis William Joseph Showalter mengungkapkan, “Dari sudut dan alat apa pun untuk melihatnya, New York menantang minat serta mengaduk-aduk imajinasi seseorang.” —Margaret G. Zackowitz</div>
</div>
Bill Argonhttp://www.blogger.com/profile/17975184993492519339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7337623433581870702.post-67672291224329058502014-03-20T17:53:00.002+08:002014-03-20T17:53:12.458+08:00Rumah Pertama yang Dibuat dengan Printer 3D<h2 id="subtitle" style="color: #333333; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 22px; margin: 15px 0px 0px; padding: 0px;">
Pada pembangunan rumah ini, tiap kamar akan dicetak secara terpisah seperti blok-blok besar yang akan disusun menjadi satu layaknya Lego</h2>
<div class="caption" style="color: grey; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px !important; line-height: 14px !important; margin-bottom: 10px; margin-top: 15px; width: 640px;">
<img alt="teknologi,printer,konstruksi,rumah" src="http://nationalgeographic.co.id/media/daily/640/0/201403151319020/b/rumah-pertama-yang-dibuat-dengan-printer-3d.jpg" style="border: 0px; outline: none; padding-top: 5px;" /></div>
<div id="content" style="color: #333333; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-bottom: 30px;">
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Sekelompok arsitek, di tepian sebuah kanal di Amsterdam mulai membangun rumah yang dicetak dengan printer 3D. Jika mereka berhasil, ini akan menjadi rumah pertama di dunia yang dibangun dengan printer 3D.<br /><br />Perusahaan pembuatnya, DUS Architects, mulai membangun pada awal 2014. Kini, pengunjung atau wisatawan yang melintas bisa membeli tiket seharga sekitar Rp39 ribu untuk melihat sekaligus membantu membiayai pembangunan.<br /><br />DUS Architects menggunakan The KamerMaker, sebuah printer 3D yang dipasang di dalam kontainer bekas setinggi 6 meter. Ia berfungsi seperti layaknya 3D printer untuk PC desktop, mencetak dengan plastik panas secara berlapis-lapis. Sebelumnya, printer ini sudah digunakan untuk mencetak benda yang lebih kecil, termasuk bangku.<br /><br />Pada pembangunan rumah ini, tiap kamar akan dicetak secara terpisah seperti blok-blok besar yang akan disusun menjadi satu layaknya Lego. Kamar yang baru selesai cetak akan ditumpuk di atas kamar yang sudah lebih dulu diselesaikan.<br /><br />Bangunan ini nantinya akan tampak seperti rumah tradisional Belanda dan rencananya akan tuntas dalam 3 tahun. Ia akan dibuka untuk umum sebagai museum desain.<br /><br />Menurut Stephen Ervin, peneliti dari Harvard Fabrication Laboratory, DUS berpotensi menghadapi masalah pada pembangunan rumah tersebut. "Hal-hal yang berfungsi dengan baik pada komputer desktop ataupun di lab belum tentu berfungsi baik pula saat mereka dibuat dalam ukuran lebih besar," ucapnya.</div>
</div>
Bill Argonhttp://www.blogger.com/profile/17975184993492519339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7337623433581870702.post-17526435971098809562014-03-20T17:51:00.005+08:002014-03-20T17:51:33.841+08:00Baca Tulisan Lewat Gadget Bantu Penderita Disleksia<br />Anak-anak dengan disleksia biasanya berbicara dengan normal, tapi punya kesulitan dalam menginterpretasikan "spoken language" dan tulisan.<div>
<br /><img src="http://nationalgeographic.co.id/media/daily/300/0/201302201606360/n/baca-tulisan-lewat-gadget-bantu-penderita-disleksia.jpg" />\<br /><br /><br />Penelitian mengungkapkan membaca tulisan lewat gadget atau internet membantu penderita disleksia untuk meningkatkan kecepatan dan daya tangkapnya saat membaca. <br /><br />Para peneliti di Amerika Serikat menghasilkan temuan ini dengan mempelajari 100 siswa yang membaca lewat media kertas dan mereka yang membaca lewat perangkat elektronik.<br /><br />Disleksia biasanya terjadi pada anak-anak dengan daya penglihatan dan kecerdasan yang normal. Anak-anak dengan disleksia biasanya dapat berbicara dengan normal, tetapi memiliki kesulitan dalam menginterpretasikan "spoken language" dan tulisan.<br /><br />Menurut riset ini, dengan membaca menggunakan gadget dan internet, penderita disleksia yang kesulitan melihat kata, tak mampu membaca cepat, dan mereka yang mengalami keterbatasan secara visual, dapat meningkatkan daya tangkapnya.<br /><br />Karakter tulisan di perangkat elektronik yang cenderung berbaris pendek, dengan lebih sedikit kata membantu siswa untuk fokus pada setiap kata.<br /><br />Ketua peneliti, Dr Matthew Schneps, dari Science Education Center di Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, mengatakan faktor kunci yang membantu penderita disleksia saat membaca lewat perangkat elektronik adalah sedikitnya jumlah kata per barisnya.<br /><br />"Menurut kami hal ini juga bisa diterapkan pada media kertas atau papan tulis atau perangkat membaca lainnya," imbuhnya.<br /><br />Menurutnya, disleksia bisa beragam jenisnya. Namun, sebagian orang akan terbantu dengan adanya penyesuaian terhadap teks tulisan yang lebih visual.<br /><br />"Kalau seseorang mengalami kesulitan membaca, mereka mungkin akan mencoba untuk membesarkan teks di perangkat kecil yang mereka punya seperti komputer. Dengan begitu mereka akan tahu apakah dengan melihat lebih sedikit kata bisa membantu mereka membaca," tutur Schneps.<br /><br />Asosiasi Disleksia Inggris berkomentar soal hasil studi ini. Menurut mereka, format e-book atau sejenisnya akan memudahkan karena hurufnya lebih bervariasi jenis dan ukurannya, juga spasi dan pilihan warna.<br /><br />"Selain itu, mereka juga bisa mencari definisi dari kata yang ditemuinya saat membaca, lewat fitur kamus," ungkap perwakilan asosiasi.<br /><br />Penggunaan perangkat elektronik juga memudahkan penderita disleksia dalam membaca, dengan tambahan software yang bisa mengubah teks menjadi suara. <br /><br />"Dengan bantuan ini, membaca tidak lagi terlalu menyulitkan bagi penderita disleksia, sekaligus juga bisa mengurangi stigma yang sering kali mengasosiasikan disleksia dengan orang yang tidak bisa membaca," tandasnya.</div>
Bill Argonhttp://www.blogger.com/profile/17975184993492519339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7337623433581870702.post-89335829876236995882014-03-20T17:47:00.004+08:002014-03-20T17:47:38.344+08:00Kota Kuno Petra Dibangun Sejajar Matahari<br />Budaya Nabatea mendirikan kota untuk menangkap titik balik Matahari dan khatulistiwa.<div>
<br /><img height="268" src="http://nationalgeographic.co.id/media/daily/300/0/201403181520410/n/kota-kuno-petra-dibangun-sejajar-matahari-1.jpg" width="400" /><br /><br /><br />Sebuah bangunan peradaban kuno berupa kota yang dipahat di batu, Petra yang terkenal itu, dibuat sedemikian sehingga Matahari akan menerangi tempat-tempat<br /><br />Petra, kota metropolis raksasa berisi makam, monumen, dan tatanan keagamaan rumit lainnya diukir di tebing batu, merupakan ibukota kerajaan Nabatea. Budaya Timur Tengah yang masih sedikit dipahami ini menguasai sebagian besar daerah Yordania modern dari abad ke-3 SM sampai abad I Masehi<br /><br />Para pedagang rempah-rempah makmur menyembah Matahari, di antara dewa lainnya, dan mungkin telah menekankan pentingnya khatulistiwa (titik Matahari yang membagi siang dan malam sama panjang), titik balik Matahari, dan peristiwa astronomi lainnya yang ditentukan oleh bagaimana Matahari bergerak melintasi langit.<br /><br />Titik balik Matahari, misalnya, adalah hasil dari poros utara-selatan Bumi yang relatif miring 23,5 derajat terhadap bidang tata surya kita. Kemiringan inilah penyebab perbedaan jumlah sinar Matahari yang mencapai berbagai wilayah planet Bumi selama setahun mengelilingi Matahari .<br /><br />Sekarang, analisis statistik yang diterbitkan dalam Nexus Network Journal mengungkapkan, bahwa fenomena surgawi cenderung mempengaruhi bagaimana Nabatea menciptakan tatanan di Petra, kata dalam bahasa Yunani yang berarti batu karang.<br /><br />"Bagian depan Petra tidak hanya cantik, tetapi juga menunjukkan sesuatu yang lain," kata ketua tim peneliti Juan Antonio Belmonte, astronom purbakala dari Institute of Astrophysics of the Canary Islands (IAC).</div>
Bill Argonhttp://www.blogger.com/profile/17975184993492519339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7337623433581870702.post-14492790137204704522014-03-20T17:46:00.000+08:002014-03-20T17:46:09.398+08:00Penyebab Disleksia Ditemukan?<br />Teknik stimulasi non-invasif pada otak mungkin bisa membantu memperbaiki koneksi antararea yang bermasalah.<div>
<br /><img height="254" src="http://nationalgeographic.co.id/media/daily/300/0/201403181427180/n/penyebab-disleksia-ditemukan.jpg" width="400" /><br /><br /><br />Para peneliti kemungkinan telah menemukan gangguan saraf yang menyebabkan disleksia(kesulitan membaca dan menulis). Diduga, area yang berlainan pada otak, yang mengatur tentang bahasa, tidak dapat berkomunikasi dengan semestinya. Temuan ini bisa menjadi pijakan untuk membantu para penyandang disleksia.<br /><br />Satu teori menyatakan bahwa penyandang disleksia memiliki sedikit gangguan pendengaran, akibat kurang berkembangnya representasi saraf fonem pada otak. Namun, teori ini bisa dipatahkan karena "penyandang disleksia tidak punya masalah dalam memahami ucapan lawan bicaranya," menurut Sophie Scott dari University College London.<br /><br />Scott dan rekan-rekannya memindai otak 23 orang dewasa penyandang disleksia, dan 22 orang non-disleksia. Pada semua partisipan, pola aktivitas saraf di bagian auditory cortex(yang mengolah suara masuk) sama-sama baik dalam merespons suara bicara. Artinya, otak mengolah suara dengan baik, pada penyandang disleksia maupun non-disleksia.<br /><br />Tim peneliti kemudian menguji jaringan bahasa pada otak, yang mungkin mengalami kesulitan mengakses representasi suara. Mereka mengeksplorasi 13 area pada otak yang berperan dalam pengolahan bahasa, dan mengecek dua hal: bagaimana aktivitas yang serupa melewati area-area ini, dan bagaimana bentuk atau struktur saraf yang menghubungkan area-area tersebut.<br /><br />Pada penyandang disleksia, kedua pengujian tersebut mengungkap adanya koneksi yang terganggu, dan karenanya terganggu pula komunikasi antara area otak yang mengandungauditory cortex dan area yang berperan mengolah informasi bahasa dan produksi suara/ucapan.<br /><br />Semakin buruk konektivitas antara area-area ini, semakin parah tingkat disleksia seseorang. Menurut tim peneliti, teknik stimulasi otak non-invasif mungkin bisa membantu memperbaiki koneksi yang bermasalah tersebut.</div>
Bill Argonhttp://www.blogger.com/profile/17975184993492519339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7337623433581870702.post-53718433177638199262014-03-20T17:43:00.003+08:002014-03-20T17:43:44.631+08:00Liechtenstein: Pangeran dan Negeri Liliput<h2 id="subtitle" style="color: #333333; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 22px; margin: 15px 0px 0px; padding: 0px;">
"Kami minoritas dan kami bangga," kata Sandra Thurnheer, seorang penduduk asli "negeri liliput".</h2>
<div class="caption" style="color: grey; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px !important; line-height: 14px !important; margin-bottom: 10px; margin-top: 15px; width: 640px;">
<img alt="liechtenstein,alpen,swiss,rhine" src="http://nationalgeographic.co.id/media/daily/640/0/201403041614130/b/liechtenstein-pangeran-dan-negeri-liliput.jpg" style="border: 0px; outline: none; padding-top: 5px;" /><span style="cursor: default;">The Rhine: Perbatasan antara Liechtenstein dan Swiss, yang berpanorama cantik Pegunungan Alpen </span></div>
<div id="content" style="color: #333333; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-bottom: 30px;">
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
<strong>Liechtenstein</strong>, adalah kerajaan mungil. Sebidang kecil padang rumput Alpen, pucuk-pucuk terjal, dan kebun anggur ini mendapati dirinya tersekat di antara Austria dan Swiss.</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
"Kami minoritas dan kami bangga," kata Sandra Thurnheer, seorang pengusaha internet dan juga penduduk asli "negeri liliput".</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Seberapa mungil kerajaan ini? Kata Thurnheer, Anda bahkan bisa saja berjumpa dengan pangeran dan istrinya di toko bahan pangan!</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Liechtenstein dengan sapuan lanskap mahaindah dari hijaunya tepian Sungai Rhine, hingga Pegunungan Alpen yang dicumbu awan.</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
"Seolah-olah negeri ini bersandar pada gunung-gemunung itu," imbuh Thurnheer, yang memuji nikmatnya jalan-jalan santai di bukit. Dinamai merunut ibunda pangeran yang berkuasa, Princess Gina Trail memungkinkan pejalan mereguk panorama tiga negara selayang pandang.</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Selain tepian sungai dan miliarder, Liechtenstein menawarkan kilasan tradisi tertua di Eropa, seperti api unggun Lenten dan Wimmlete musim gugur (memetik anggur yang akan diolah jadi wine). Resapilah segelas anggur bersama sepiring penuh <em>kaseknopfle</em>, niscaya tempat ini akan terasa seperti apa pun selain kecil.</div>
</div>
Bill Argonhttp://www.blogger.com/profile/17975184993492519339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7337623433581870702.post-59203318245412124812014-03-20T17:41:00.001+08:002014-03-20T17:41:24.527+08:00Menapaki Gua Lot<br />Menapaki Gua Lot<br /><br /><img src="http://nationalgeographic.co.id/media/daily/300/0/201403191417280/n/pecahan.jpg" /><br /><br />Biara Lot, Ghor al Safi, Yordania<br /><br />Kami berjalan menuju tempat terendah di dunia: 1.378 kaki di bawah permukaan laut.<br /><br />Sebuah museum berdiri di tempat ini. Di luar museum, dekat puncak tebing, terdapat sisa-sisa biara Kristen kuno.<br /><br />Masuk ke dalam museum, di belakang panel besar yang terbuat dari kaca, dapat dijumpai 3-4 orang konservator mosaik. Mereka berasal dari Yunani, dan satu orang Australia.<br /><br />Mereka bekerja dengan sungguh-sungguh menghadapi sebuah meja di mana terserak pecahan-pecahan batu tak terhitung banyaknya. Puzzle besar. Puing-puing yang berantakan. Kekacauan yang penuh warna.<br /><br />"Saya dapat mengamat-amati pecahan ini sampai 10 jam, tanpa menemukan satu pun hubungan," ungkap Stefania Chlouveraki, arkeolog senior yang termasuk salah seorang konservator mosaik di museum itu.<br /><br />"Kemudian, pada satu pagi secara tak sadar saya menemukan tiga tautan antara pecahan-pecahan," lanjutnya.<br /><br />Mereka sibuk untuk menyusun kembali mosaik lantai di situs yang diduga merupakan tempat Gua Lot berada itu.<br /><br />Gua Lot adalah gua tempat pengasingan keluarga Lot setelah keluar dari kota kembar Sodom dan Gomora—yang dalam kisah Alkitab dibumihanguskan oleh Tuhan Allah karena kejahatan penduduknya.<br /><br />Biara Saint Lot dibangun pada abad ke-5. Lantai yang sedang dikerjakan Chlouveraki dan rekan-rekannya, seluas sekitar 40 meter persegi dan terdiri atas 900 potong pecahantesserae<h1 id="maintitle" style="color: #333333; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 24px; margin: 10px 0px 0px; padding: 0px;">
</h1>
Bill Argonhttp://www.blogger.com/profile/17975184993492519339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7337623433581870702.post-18658008882916307792014-03-20T17:40:00.002+08:002014-03-20T17:40:13.245+08:00Siapakah Orang Tatar?<br />Mampukah orang Tatar menepis mimpi buruk lama tentang represi Rusia?<div>
<br /><img height="266" src="http://nationalgeographic.co.id/media/daily/300/0/201403172043230/n/siapakah-orang-tatar.jpg" width="400" /><br /><br /><br />Bagi orang-orang Tatar dari Krimea, sejarah bukan hanya sesuatu yang ada di buku, melainkan terpendam di kehidupan sehari-hari — hal itu seperti pelajaran pahit yang membimbing sekaligus menyakitkan.<br /><br />Di ingatan orang-orang tua Tatar masih membekas, deportasi yang terjadi pada 1944 oleh Pemerintah Soviet di era kepemimpinan Joseph Stalin.<br /><br />Hampir setengah dari 200.000 populasi penduduk Tatar—pria, wanita, dan anak-anak tanpa terkecuali, yang diangkut ke pengasingan dengan mobil ternak mati dalam perjalanan atau segera sesaat tiba di wilayah pegunungan Ural, Siberia, Asia Tengah. Juga mereka sempat bergulat dengan paksaan migrasi dan genosida.<br /><br />Pembuangan dari tanah kelahiran adalah hukuman bagi bangsa mereka, yang diduga melakukan "kolaborasi besar" dengan Nazi yang tatkala itu telah menduduki semenanjung.<br /><br />Mereka, beserta anak-cucu, pada akhirnya telah dapat kembali dari pengasingan sejak 20 tahun terakhir. Dan kini, mereka —meski mengaku ingin hidup damai— jelas enggan untuk berada lagi di bawah kendali Moskow.<br /><br />Di Krimea ada kurang lebih 300 ribu Muslim Tatar atau sekitar 12-15 persen dari total populasi.<br /><br /><br />Kekuasaan Tatar<br /><br />Padahal dahulu, orang Tatar-lah penguasa di area tersebut. Tatar Krimea berperan dalam membuat semenanjung ini sebagai salah satu pusat Islam. Sejarah mereka dengan Rusia —dari hubungan dagang dan kerja sama, perkawinan dan persilangan budaya, dan kadangkala ketidakpercayaan— mengalami tarik-ulur selama berabad-abad.<br /><br />Kelompok etnis kuno ini pertama muncul di peta pada sekitar 1241, kata Eric Lohr, pakar sejarah budaya Rusia dari American University, Washington-AS. Saat itu Batu Khan, keturunan dari Jenghis Khan, menaklukkan wilayah tersebut dan menjadikannya bagian strategis dari Kekaisaran Mongol serta pusat kejayaan Moskow.<br /><br />Pada abad ke-15, kelompok dominan yang mendiami wilayah—ialah Khanat Krimea yang merupakan rakyat yang tersisa dari Kekaisaran Mongol dan merupakan sebagai bangsa penutur bahasa Turki terpanjang dalam sejarah dunia— jatuh ke genggaman Kekaisaran Ottoman di akhir abad.<br /><br />Mereka pun dikenal sebagai pedagang budak. Ottoman menginginkan budak, dan bangsa Tatar menyediakannya, dari stepa-stepa di penjuru Ukraina dan Rusia bagian selatan.</div>
Bill Argonhttp://www.blogger.com/profile/17975184993492519339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7337623433581870702.post-65969553248536074472014-03-20T17:35:00.002+08:002014-03-20T17:35:49.012+08:00Menginap di Hotel "James Bond"<h2 id="subtitle" style="color: #333333; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 22px; margin: 15px 0px 0px; padding: 0px;">
Tamu yang menginap di kamar ini bisa menonton semua film James Bond di layar lebar yang terpampang di depan tempat tidur</h2>
<div class="caption" style="color: grey; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px !important; line-height: 14px !important; margin-bottom: 10px; margin-top: 15px; width: 640px;">
<img alt="travel,destinasi wisata,prancis" src="http://nationalgeographic.co.id/media/daily/640/0/201403082259170/b/ayo-menginap-di-hotel-james-bond.jpg" style="border: 0px; outline: none; padding-top: 5px;" /><span style="cursor: default;">Kamar bertema James Bond di hotel Seven Hotel ini memiliki tempat tidur yang disinari lampu ungu. Hotel ini berada di Paris, Perancis. | Seven Hotel</span></div>
<div id="content" style="color: #333333; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-bottom: 30px;">
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Anda penggemar James Bond, mata-mata terkenal dari Inggris karangan penulis Ian Fleming? Maka, kamar hotel satu ini harus Anda inapi. Seven Hotel di Paris, Perancis memiliki kamar tipe suite bertemakan James Bond yang mewah.<br /><br />Tamu yang menginap di kamar ini bisa menonton semua film James Bond di layar lebar yang terpampang di depan tempat tidur. Tempat tidurnya sendiri terkesan mewah karena disinari oleh lampu ungu.<br /><br />Tak heran, kamar ini begitu terkenal di kalangan penggemar James Bond di seluruh dunia. Namun, tak sedikit pula turis yang menginap di kamar ini karena keunikannya.<br /><br />Dinding kamar dihiasi gambar perempuan membawa pistol yang kerap muncul di awal film James Bond. Juga gambar James Bond yang hadir di salah satu dinding.<br /><br />Sementara langit-langit kamar ditutupi oleh cermin. Seakan-akan memberi kesan tamu bisa tetap waspada jika musuh mengintai di dalam kamar.<br /><br />Kamar juga dilengkapi dengan toilet berwarna emas, televisi layar lebar 62 inch, pojok lounge untuk bersantai, dan kamar mandi bergaya Turki. Ada pula aneka pajangan seperti lampu berwarna emas dan berbentuk pistol.<br /><br />Tertarik untuk menginap di kamar bertemakan James Bond ini? Tarif kamar per malam sekitar Rp 7 juta (370 poundsterling). Kamar lainnya di hotel ini penuh tema pula. Seperti kamar bertemakan "Alice in Wonderland" dan "Marie Antoinette"</div>
</div>
Bill Argonhttp://www.blogger.com/profile/17975184993492519339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7337623433581870702.post-31827542707355118862014-03-20T17:34:00.003+08:002014-03-20T17:34:40.693+08:00Great Wall Akan Miliki Zona Khusus untuk Grafiti<br />Di zona ini, pelancong bebas meninggalkan tanda. Hal ini dilakukan demi menjaga area monumen lainnya.<div>
<br /><img height="213" src="http://nationalgeographic.co.id/media/daily/300/0/201206081140430/n/great-wall-akan-miliki-zona-khusus-untuk-grafiti.jpg" width="320" /><br /><br /><br />Tembok Besar Cina akan memiliki zona khusus untuk grafiti. Apa tujuannya? Rupanya, zona ini dibuat dalam usaha untuk menghentikan perilaku turis yang kerap menggoreskan nama mereka di monumen kuno tersebut.<br /><br />Zona tersebut akan berada di Mutianyu, area yang terkenal di Tembok Besar Cina yang berada di distrik Huairou. Di zona ini, pelancong bebas meninggalkan tanda. Hal ini dilakukan demi menjaga area monumen lainnya.<br /><br />Seperti dikutip dari Dailymail, usaha yang dilakukan pemerintah Cina tersebut datang karena ketakutan bahwa masalah yang tengah mereka hadapi yaitu aksi penggoresan oleh turis, dapat merusak Tembok Besar Cina.<br /><br />Mutianyu merupakan salah satu bagian dari tembok yang masih terjaga baik. Namun, karena kepopulerannya hingga turis tega menggoreskan tulisan di tembok tersebut. Menurut sebuah laporan, sebagian besar tulisan merupakan bahasa asing. Kebanyakan adalah Bahasa Inggris.<br /><br />Salah satu menara tempur telah dialokasikan sebagai zona grafiti. Dua zona area lainnya rencananya akan diungkapkan dalam waktu dekat. Ada pertimbangan lainnya untuk menempatkan papan grafiti elektronik.</div>
Bill Argonhttp://www.blogger.com/profile/17975184993492519339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7337623433581870702.post-385493455298664272014-03-20T17:31:00.001+08:002014-03-20T17:31:14.148+08:00Holi, Ceria dalam Tumpah Ruah Warna<h2 id="subtitle" style="color: #333333; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 22px; margin: 15px 0px 0px; padding: 0px;">
Setiap tahun, penganut Hindu di India merayakan Holi. Festival ini diadakan pada akhir musim dingin dan menandai permulaan musim semi.</h2>
<div class="caption" style="color: grey; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px !important; line-height: 14px !important; margin-bottom: 10px; margin-top: 15px; width: 640px;">
<img alt="holi,holi fest,festival warna,perayaan,india,hari besar,tradisi,hindu" src="http://nationalgeographic.co.id/media/daily/640/0/201403191125480/b/holi-ceria-dalam-fetsival-warna.jpg" style="border: 0px; outline: none; padding-top: 5px;" /><span style="cursor: default;">Tumpah ruah dan berlumur bubuk warna</span></div>
<div id="content" style="color: #333333; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-bottom: 30px;">
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Inilah Holi, sebuah festival warna yang diadakan untuk menyambut datangnya musim semi. Di India, fetival ini telah mengundang ribuan wisatawan datang untuk menyaksikan kemeriahannya. </div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Bagi penganut Hindu di India, Nepal dan beberapa negara yang menganut Hindu, Holi merupakan salah satu perayaan tertua. Tradisi ini mengakar dari kisah Radhda dan Dewa Krishna. Saat masih muda, Krishna cemburu dengan kulit Radha yang tidak gelap seperti kulitnya. </div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Ia mempertanyakan hal ini kepada ibunya, Yashoda, dan memohon untuk mewarnai kulit Radhda. Pewarnaan terhadap kulit yang dilakukan Krishna terhadap saudara yang dikasihinya inilah yang diyakini sebagai akar perayaan Holi.</div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Saat ini Holi dirayakan dengan sangat meriah, bubuk-bubuk warna dan percikan air ditaburkan kepada para pengunjung. Berikut foto-foto perayaan Holi di India. </div>
<div class="caption img" style="color: grey; cursor: default; font-size: 11px !important; line-height: 14px !important; margin-bottom: 10px; width: 640px;">
<img alt="holi,holi fest,festival warna,perayaan,india,hari besar,tradisi,hindu" src="http://nationalgeographic.co.id/media/daily/640/0/201403191128340/b/preview.jpg" style="border: 0px; outline: none; padding-top: 5px;" /><span style="cursor: default;">Sekelompok wanita memukul seorang pria dengan tongkat saat Lathmar Holi Festival di India. </span></div>
<div class="caption img" style="color: grey; cursor: default; font-size: 11px !important; line-height: 14px !important; margin-bottom: 10px; width: 640px;">
<img alt="holi,holi fest,festival warna,perayaan,india,hari besar,tradisi,hindu" src="http://nationalgeographic.co.id/media/daily/640/0/201403191126470/b/preview.jpg" style="border: 0px; outline: none; padding-top: 5px;" /><span style="cursor: default;">Bertabur bubuk warna. </span></div>
<div class="caption img" style="color: grey; cursor: default; font-size: 11px !important; line-height: 14px !important; margin-bottom: 10px; width: 640px;">
<img alt="holi,holi fest,festival warna,perayaan,india,hari besar,tradisi,hindu" src="http://nationalgeographic.co.id/media/daily/640/0/201403191124580/b/preview.jpg" style="border: 0px; outline: none; padding-top: 5px;" /><span style="cursor: default;">Tak hanya dihujani bubuk warna, masyarakat Hindu yang merayakan Holi di Kuil Banke Bihari juga disiram air.</span></div>
<div class="caption img" style="color: grey; cursor: default; font-size: 11px !important; line-height: 14px !important; margin-bottom: 10px; width: 640px;">
<img alt="holi,holi fest,festival warna,perayaan,india,hari besar,tradisi,hindu" src="http://nationalgeographic.co.id/media/daily/640/0/201403191123060/b/preview.jpg" style="border: 0px; outline: none; padding-top: 5px;" /><span style="cursor: default;">Ceria meskipun tubuh penuh bubuk warna saat perayaan Holi di Kuil Banke Bihari, Vrindavan, India. (Thinkstockphotos</span></div>
<div class="caption img" style="color: grey; cursor: default; font-size: 11px !important; line-height: 14px !important; margin-bottom: 10px; width: 640px;">
<img alt="holi,holi fest,festival warna,perayaan,india,hari besar,tradisi,hindu" src="http://nationalgeographic.co.id/media/daily/640/0/201403191118160/b/preview.jpg" style="border: 0px; outline: none; padding-top: 5px;" /><span style="cursor: default;">Anak-anak saling melempar bubuk warna saat perayaan Holi di India. </span></div>
<div class="caption img" style="color: grey; cursor: default; font-size: 11px !important; line-height: 14px !important; margin-bottom: 10px; width: 640px;">
<img alt="holi,holi fest,festival warna,perayaan,india,hari besar,tradisi,hindu" src="http://nationalgeographic.co.id/media/daily/640/0/201403191122040/b/preview.jpg" style="border: 0px; outline: none; padding-top: 5px;" /><span style="cursor: default;">Tubuh penuh bubuk warna saat perayaan Holi di Kuil Banke Bihari, Vrindavan, India. </span></div>
<div class="caption img" style="color: grey; cursor: default; font-size: 11px !important; line-height: 14px !important; margin-bottom: 10px; width: 640px;">
<img alt="holi,holi fest,festival warna,perayaan,india,hari besar,tradisi,hindu" src="http://nationalgeographic.co.id/media/daily/640/0/201403191119480/b/preview.jpg" style="border: 0px; outline: none; padding-top: 5px;" /><span style="cursor: default;">Keceriaan saat perayaan Holi. </span></div>
</div>
Bill Argonhttp://www.blogger.com/profile/17975184993492519339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7337623433581870702.post-49537222584948991012014-03-20T17:29:00.003+08:002014-03-20T17:29:34.803+08:00Jejak Hutan di Tanah Rakyat<img id="featureimage" src="http://nationalgeographic.co.id/media/feature/620/4:3/201402201426040/b/jejak-hutan-di-tanah-rakyat.jpg" style="border: 0px; color: #333333; display: block; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin: 15px 0px 0px; outline: none; padding: 0px;" /><br />
<h2 id="subtitle" style="color: #333333; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 22px; margin: 15px 0px 0px; padding: 0px;">
Hutan tak sekadar kumpulan pohon, tetapi juga tempat berikhtiar hidup.</h2>
<div id="contentcredit" style="color: #555555; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 9px; line-height: 18px; text-transform: uppercase;">
<br /></div>
<div id="content" style="color: #333333; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-bottom: 30px;">
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Angin berembus menggoyang pucuk-pucuk kembang pohon jati. Musim kering datang terlambat, udara mengambang lembap. Sebagian bunga jati, yang disebut opo dalam bahasa Jawa, luruh ke tanah. Pada sekeping tanah di sudut tikungan di Girisekar, Kecamatan Panggang, Gunungkidul, Yogyakarta, Andreas Sihono menepuk-nepuk batang jati muda. “Ini tumbuh sendiri,” ujarnya bangga. Pohon itu tumbuh di atas tunggul jati yang dia tebang pada 2004. “Untuk membiayai sekolah anak, saya menebang enam pohon, dapat Rp25 juta,” tutur lelaki 62 tahun ini.<br /><br />Air muka Sihono mengguratkan rasa tenteram: masa kini dan masa depannya ada di tanah itu. Saya sempat iri hati. Betapa tidak? Kerumunan jati itu baru salah satu hutan yang dia miliki. Hanya beberapa meter dari situ,di belakang rumah Sihono yang bergaya limasan, menjulang bukit kapur kecil berbatu-batu dengan sejumlah ceruk mirip gua. Bukit diselimuti jati, mahoni, akasia, dan beberapa rumpun bambu. Rimbun dan teduh memayungi rumahnya yang berdiri di sisi tanah yang datar. Ia pernah memeluk jati paling besar. Kedua tangannya tak temu-gelang ketika merangkul pohon berdiameter sekitar 70 sentimeter itu.<br /><br />Tumbuhan berkayu yang muncul di tanah milik perseorangan inilah yang kerap disebut <strong>hutan rakyat</strong> atau <strong>hutan hak</strong>. Cara menanamnya macam-macam. Areal berbatu-batu ditanami penuh pepohonan, sehingga serasah menyamarkan bongkahan batu. Atau, secara tumpang sari: Pohon ditanam di tepi batas lahan, sementara di tengah lahan yang bertanah tebal ditumbuhi tanaman semusim seperti singkong dan jagung.<br /><br />Sebelum era 1970-an, Sihono mengenang, lahan-lahan hanya ditanami singkong sebagai sumber bahan pangan. Pohon berkayu dipandang tidak bermanfaat. “Ya sayang kalau ditanami pohon, soalnya bahan makannya dari singkong untuk tiwul.”<br /><br />Semenjak 2006, keping-keping hutan rakyat yang tumbuh di tanah-tanah milik itu menapaki sebuah lembaran baru: tercakup dalam unit manajemen Paguyuban Kelompok Tani Sekar Pijer yang bergabung dalam Koperasi Wana Manunggal Lestari.<br /><br />Sejak berdiri pada 2006, Wana Manunggal Lestari telah menggenggam sertifikat pengelolaan hutan lestari dari Lembaga Ekolabel Indonesia. Pada 2012, koperasi itu meraih sertifikat verifikasi legalitas kayu. Itu berarti pengelolaan hutan rakyat anggota Wana Manunggal dijamin lestari. Selain itu kayu-kayu yang dipanen dijamin berasal dari sumber-sumber yang legal.<br /><br />Selama ini, pemilik hutan rakyat memanen kayu saat ada kebutuhan mendesak yang disebut ‘tebang butuh’. Misalnya saat sekolah memulai ajaran baru, atau saat hajatan akan dilangsungkan. Tebang butuh mencederai kelestarian karena pembalakan dilakukan tanpa menimbang kepantasan diameter pohon—yang umumnya belum ‘masak tebang’.<br /><br />Ketua Koperasi Wana Manunggal Lestari, Sugeng Suyanto menuturkan tak jarang pohon-pohon berdiameter kecil ditebangi untuk memenuhi kebutuhan. “Masih kecil-kecil sudah ditebang, kadang baru sebesar lengan,” tuturnya kepada saya di rumahnya di Dengok, Playen.</div>
</div>
Bill Argonhttp://www.blogger.com/profile/17975184993492519339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7337623433581870702.post-69738991178501192282014-03-20T17:26:00.001+08:002014-03-20T17:26:14.677+08:00Menyambut Musim Semi<h1 id="maintitle" style="color: #333333; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 24px; margin: 10px 0px 0px; padding: 0px;">
Menyambut Musim Semi</h1>
<img alt="Menyambut Musim Semi" id="featureimage" src="http://nationalgeographic.co.id/media/daily/640/0/201403182006420/b/menyambut-musim-semi.jpg" style="border: 0px; color: #333333; display: block; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin: 15px 0px 0px; outline: none; padding: 0px;" /><br />
<div id="content" style="color: #333333; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-bottom: 30px;">
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
<br /></div>
<div style="cursor: default; font-size: 16px; line-height: 24px;">
Warga merayakan holi di Kuil Bankey Bihari, Vrindavan, India. Perayaan Holi atau festival warna dirayakan oleh umat Hindu. Festival ini diadakan pada akhir musim dingin dan menandai permulaan musim semi. Semua orang tumpah ruah dijalanan sembari menyiramkan bubuk warna dan air.</div>
</div>
Bill Argonhttp://www.blogger.com/profile/17975184993492519339noreply@blogger.com0