• OSCAR PISTORIUS, Pelari Tercepat Tanpa Kaki






    Oscar Leonard Carl Pistorius (lahir 22 November 1986), pelari sprint Afrika Selatan dengan cacat tubuh. Kedua kakinya mulai dari bawah lutut telah mengalami amputasi. Belakangan ini namanya menjadi pembicaraan ramai disebabkan dakwaan pembunuhan yang dilakukan terhadap pacarnya sendiri, Reeva Steenkamp, bertempat di rumah mewahnya di Pretoria.

    Masa Kecil dan Pendidikan
    Oscar Pistorius lahir dari pasangan Henke dan Sheila Pistorius pada tanggal 22 November 1986 di Sandton, Johannesburg, dulu Provinsi Transvaal (sekarang Provinsi Gauteng), Afrika Selatan. Ia tumbuh di tengah keluarga Kristen, dan punya seorang kakak laki-laki Carl, dan adik perempuan Aimee. Pistorius memuji almarhum ibunya, yang meninggal dunia pada usia 43 saat Pistorius usia 15 tahun, sebagai pengaruh besar dalam hidupnya. Ia adalah seorang kulit putih Afrika Selatan berdarah Italia dari kakek ibunya, seorang Italia yang beremigrasi ke Kenya.


    Pistorius terlahir dengan fibular hemimelia (tanpa tulang betis) pada kedua kakinya. Saat ia berusia 11 bulan, setengah kakinya, mulai dari bawah lutut diamputasi. Pistorius seorang yang atletis saat di sekolah, di usia antara 11 dan 13 ia bermain rugbi, polo air dan tenis. Ia juga ambil bagian dalam klub gulat Olympic. Sejak mengalami cedera lutut serius di bulan Juni 2003, ia diperkenalkan dengan cabang olahraga lari pada Januari 2004 ketika menjalani rehabilitasi di University of Pretoria's High Performance Centre. Lempeng balapnya yang pertama dibuat oleh ahli prostesis Afrika Selatan Francois Vanderwatt, yang memesan lempeng balap tersebut dari Insinyur lokal. Namun karena lempeng balap tersebut lekas rusak, Vanderwatt merujuk Pistorius ke seorang ahli prostesis Amerika dan pelari sprint Paralympic Brian Frasure, untuk dibikinkan lempeng balap oleh perusahaan Islandia, Ossur.

    Pistorius masuk bangku kuliah untuk gelar Bachelor of Commerce (B.Com) di bidang Manajemen Bisnis dengan ilmu olahraga di Universitas Pretoria di tahun 2006. Motto olahraganya adalah: "Kamu bukan tidak mampu dengan kecacatan yang kamu miliki, kamu bisa dengan kemampuan yang kamu miliki."

    Karir di Bidang Olahraga
    Kadang dijuluki sebagai "pelari lempeng balap" (blade runner) dan "manusia tanpa kaki tercepat", Pistorius ambil bagian dalam Paralympic Musim Panas 2004 di Athena dan secara keseluruhan berada dalam urutan ketiga T44 (amputasi satu kaki di bawah lutut) untuk kategori 100 meter. Meski jatuh saat babak pendahuluan untuk 200 meter, ia masuk kualifikasi babak final. Ia pun memenangkan babak final dengan mencatat waktu rekor dunia 21.97 detik, lebih baik dibanding pasangan pelari Amerika dengan amputasi satu kaki Marlon Shirley dan Brian Frasure. Di tahun 2005, Pistorius menyelesaikan Kejuaraan Afrika Selatan keenam kategori lebih 400 meter dengan mencatat waktu rekor dunia 47.34 detik, dan di tahun yang sama memenangkan Piala Dunia Paralympic untuk 100 dan 200 meter, mengalahkan rekor dunia 200 meter sebelumnya.

    Pada Kejuaraan Atletik Dunia Paralympic 2006, Pistorius memenangkan emas untuk kategori 100, 200 dan 400 meter, memecahkan rekor dunia lebih 200 meter. Pada tanggal 17 Maret 2007, ia memecahkan rekor dunia olahraga penyandang cacat kategori 400 meter (46.56 detik) pada Kejuaraan Atletik Senior Afrika Selatan di Durban. Dan masih banyak lagi deretan prestasi lainnya. Hingga terjadilah peristiwa nahas pembunuhan terhadap pacarnya di rumah mewahnya di Pretoria.

    Tulisan di bawah terjemahan dari sini:

    Raket Kriket Berlumur Darah Ditemukan di Rumah Pistorius
    Polisi Afrika Selatan dilaporkan tengah menyelidiki penemuan raket kriket berlumur darah di rumah atlit Paralympic Oscar Pistorius.

    Laporan setempat menyatakan polisi percaya ia kemungkinan menggunakan raket kriket untuk menyerang pacarnya, Reeva Steenkamp sebelum menembaknya hingga tewas di pagi hari Valentine.

    Detektif tengah bekerja dengan dua teori lain berkenaan dengan raket tersebut: bahwa raket digunakan untuk mendobrak pintu kamar mandi tempat pacarnya bersembunyi, atau pacarnya menggunakannya untuk membela diri melawan Pistorius, demikian dilaporkan South Africa's City Press.

    Sebuah selongsong peluru ditemukan di kamar tidur sang juara sprint, dan polisi mencari bukti bahwa sang pelari mengejar pacarnya dan melepaskan tembakan pertama sebelum pacarnya mengunci diri di kamar mandi, lalu ia melepas tiga tembakan lagi menembus pintu, demikian dilaporkan.

    Media ini mengutip tiga sumber "investigasi profil tingkat tinggi", yang mengatakan bahwa polisi mempunyai kasus "sangat kuat" melawan mantan anak emas Afrika Selatan tersebut.

    Pemeriksaan setelah kematian pada jasad model berusia 29 tahun tersebut mengungkapkan, selain luka peluru di kepala, lengan, tangan dan pinggul, ia juga mengalami tengkorak kepala retak, demikian dilaporkan.

    "Ada banyak darah pada raket, uji forensik akan menunjukkan darah siapa," demikian menurut sebuah sumber.

    Pengungkapan terkini, di bawah headline Kasus Melawan Oscar, yang merupakan kampanye pembelaan diri pihak keluarga, mengatakan polisi tidak punya bukti untuk melanjutkan dakwaan pembunuhan.

    Ayah Pistorius, Henke mengatakan kepada the Telegraph dalam sebuah wawancara eksklusif, pihak keluarga "tidak sedikitpun ragu" bahwa Tuan Pistorius telah menembak Nona Steenkamp hingga tewas secara tidak sengaja, mengira bahwa ia seorang penyusup.

    Ia mengatakan seluruh keluarga Pistorius mendukung sang atlit "sepenuh hati dan jiwa" dan akan melakukan "apapun yang perlu dilakukan" untuk membantu membersihkan namanya .

    Pihak keluarga juga mengeluarkan sebuah pernyataan yang menggambarkan atlit berusia 26 tahun tersebut sebagai "mati rasa akibat syok dan berduka", setelah kejadian tiga hari lalu.

    "Kami tidak ragu bahwa dugaan dan kasus negara tidak berdasar, termasuk bukti forensik, menyangkal dengan sangat kemungkinan apapun tentang pembunuhan berencana atau pembunuhan apapun sama sekali," mereka menambahkan.

    Seorang teman dekat Tuan Pistorius menceritakan momen bagaimana sang atlit menelepon setelah Nona Steenkamp tertembak.

    "Oscar menelepon saya pada pukul 3.55 pagi mengatakan bahwa Reeva telah tertembak. Saya mengatakan padanya 'Kamu ngomong tentang apa? Saya ngga mengerti'. Lalu ia mengulangi - 'Telah terjadi kecelakaan mengerikan, saya menembak Reeva', demikian Justin Divaris mengatakan pada Sunday People.

    "Kemudian tetangganya menelepon mengatakan bahwa hal tersebut benar, dan mengatakan agar datang ke rumah Oscar. Saya benar-benar syok. Saya menanyakan tetangga tersebut 'Apakah ia (Reeva) baik-baik saja? Apakah tembakan terjadi secara tidak sengaja?' Ia menjawab 'Tidak, ia tidak baik-baik saja. Kamu harus datang ke sini'."

    Menurut City Press, Tuan Pistorius juga menelepon ayahnya dan adik perempuannya, dan meminta mereka untuk datang ke rumah hari Kamis sekitar pukul 3.20.

    Saat mereka tiba, katanya, Tuan Pistorius menggendong tubuh pacarnya menuruni tangga - kepala dan lengannya "menggantung", tambahnya.

    Adik perempuan sang atlit menurut dugaan telah memberikan pernyataan kepada polisi bahwa abangnya mengatakan kepadanya bahwa ia telah menembak gadis sampul FHM tersebut karena mengira ia adalah penyusup.

    Dikatakan bahwa Nona Steenkamp masih bernapas saat petugas keamanan, tetangga dan keluarga Pistorius berkumpul, dan ia berusaha memberikan bantuan pernapasan dari mulut ke mulut.

    Namun begitu polisi dan paramedis tiba di tempat kejadian, ia dinyatakan meninggal dunia.

    Menurut sumber yang dikutip City Press, Nona Steenkamp mengenakan gaun malam, sebuah tas pakaian ditemukan di rumah, dan iPadnya tergeletak di lantai kamar tidur.

    "Sangat jelas bahwa keduanya telah tidur di ranjang," sumber menambahkan.

    Sebuah sarung pistol 9mm sama dengan senjata yang ditemukan oleh polisi tergeletak pada satu sisi tempat tidur, koran tersebut mengatakan. Sebuah selongsong peluru juga dikabarkan ditemukan di kamar tidur dan polisi tengah menginvestigasi kemungkinan Tuan Pistorius menembak satu kali lalu "mengejar" Nona Steenkamp ke kamar mandi.

    "Dugaannya adalah tembakan pertama di kamar tidur mengenai pinggul." demikian kutipan dari sebuah sumber, "Ia (Reeva) lalu lari dan mengunci diri di kamar mandi. Ia (Reeva) membungkuk karena kesakitan. Ia (Oscar) menembak tiga kali lagi. Ia (Reeva) mungkin menutupi kepala dengan tangan, yang menyebabkan peluru juga menembus tangannya."

    Polisi diminta untuk menguji darah Tuan Pistorius terhadap kemungkinan mengandung steroid, sebagai antisipasi apabila tim pembelanya mungkin menyatakan ia bertindak di bawah pengaruh "kemarahan akibat steroid" (roid rage) - sebuah kondisi agresif diasosiasikan dengan penggunaan obat-obatan pemacu stamina dosis tinggi

    Sebuah pernyataan baru sensasional muncul, setelah tewasnya Nona Steenkamp, Sarjana Hukum dari Port Elizabeth di pantai selatan Afrika Selatan di program reality show TV, Tropika Island of Treasure, yang ditayangkan oleh pemancar nasional negara tersebut, the SABC, tadi malam dengan restu keluarga.

    Di dalam program tersebut, berlokasi di Jamaika, Nona Steenkamp tampil berbikini bersama kontestan lain, ambil bagian dalam perburuan harta karun untuk memenangkan hadiah uang£73.000.

    Dalam sebuah wawancara singkat, direkam tidak lama sebelum ia meninggal, di saat ia bersiap pulang ke rumah, ia berbicara tentang pentingnya melakukan hal positif dalam hidup.

    "Tidak hanya dalam perjalanan hidupmu, tapi juga cara kamu keluar dan membuat keluarnya kamu sesuatu yang sangat penting. Kamu akan memberikan pengaruh dengan cara positif atau negatif," ia berkata ke arah kamera.

    Pada hari Sabtu ayah Nona Steenkamp, Barry berkeras bahwa mereka tidak "membenci" Tuan Pistorius untuk hal yang telah terjadi.

    "Ia tentunya melalui hal-hal yang tidak kita ketahui," Ia mengatakan pada The Mail pada hari Minggu. "Tidak ada kebencian di hati kami."

    Ia mengatakan ia dan istrinya June bersama anggota keluarga lainnya berjuang "untuk mengetahui mengapa hal tersebut bisa terjadi terhadap anak perempuan tercinta kami."

    "Ini merupakan saat yang sangat sulit bagi kami," katanya. "June tidak dapat dihibur. Kami hanya perlu jawaban. Kami bertanya kepada Tuhan setiap hari untuk membantu kami menemukan alasan mengapa hal ini terjadi pada Reeva. Ia merupakan gadis paling cantik, paling baik sedunia. Ia punya cinta untuk setiap orang dan ia dicintai oleh setiap orang yang mengenalnya."

    Paman Tuan Pistorius, Arnold dan adik perempuannya Aimee membaca sebuah pernyataan pada hari Sabtu yang mana mereka menyatakan bahwa ia sangat sayang kepada pacar yang sudah dipacarinya selama empat bulan.

    "Kami semua melihat langsung betapa ia menjadi begitu dekat dengan Oscar dan betapa bahagianya mereka. Mereka punya rencana bersama dan Oscar lebih bahagia dengan kehidupan pribadinya dibandingkan lama sebelumnya," kata mereka.

    Mereka mengatakan keluarga berada dalam keadaan syok total.

    "Pertama tentang kematian Reeva yang tragis, yang kami semua mulai lebih mengenalnya dan sayang kepadanya selama beberapa bulan ke belakang," kata mereka. "Kami semua berduka untuk Reeva, keluarga dan teman-temannya. Oscar - sebagaimana kalian bisa bayangkan - juga mati rasa akibat syok dan rasa duka."

    Pada hari Jumat, selama kehadiran pertamanya di pengadilan, Tuan Pistorius berulang kali menangis saat jaksa membahas bagaimana mereka akan mendakwanya atas pembunuhan pacarnya.

    Berdiri di belakangnya, ayah dan abangnya terlihat menjulurkan lengan untuk merangkul pundaknya dan menepuk punggungnya. Henke Pistorius mengatakan pada the Telegraph bahwa mereka adalah keluarga yang dekat satu sama lain dan tidak ada keraguan bahwa ia tidak bersalah.

    "Saya memberitahunya bahwa hati dan jiwa kami semua bersamanya", katanya.

    "Itu sebab kami hadir dan apapun yang perlu dilakukan akan kami lakukan."

    Ia mengatakan tidak ada keraguan sedikitpun bahwa tindakannya berdasarkan rasa ketakutannya akan penyusup, ia menambahkan, "Tanpa keraguan, tindakan tanpa sengaja, bukan masalah sama sekali buat kami," katanya, "Tanpa keraguan sama sekali (bahwa ia mengira itu penyusup) - total absurd bahkan untuk menduga hal yang lain, "Saat kamu terbangun tengah malam - dan kejahatan merupakan suatu yang endemik di Afrika Selatan - apa yang akan kamu lakukan saat seseorang ada di dalam rumah? Apa kamu pikir salah satu anggota keluarga? Tentu tidak," katanya.
  • You might also like

    No comments:

    Post a Comment

Powered by Blogger.

Follower

Total Visitor

Search This Blog

Archives

Translators

English French German Spain Russian Japanese Arabic Chinese Simplified

Blogger templates

Blogger news

Budayakan membaca walaupun sekedar artikel ringan.

Page Fans

Blogroll

CHRONIC = ART